Jakarta (ANTARA) - Pertarungan tinju antara aktor Jefri Nichol dan El Rumi pada awalnya diprediksi berlangsung sengit. Namun, pertandingan tersebut berakhir lebih cepat dari perkiraan hanya 38 detik di ronde pertama setelah Jefri mengalami dislokasi bahu yang memaksanya menghentikan laga.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan memunculkan pertanyaan, apa sebenarnya dislokasi bahu, mengapa bisa terjadi, dan jenis-jenisnya seperti apa? Cedera ini bukan hanya dialami oleh atlet tinju, tetapi juga dapat menimpa siapa saja, mulai dari pemain basket hingga orang yang melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
Memahami berbagai jenis dislokasi bahu beserta penyebabnya dapat membantu kita mengenali gejalanya lebih dini sekaligus mencegah cedera serupa di masa mendatang.
Berikut adalah ragam jenis dislokasi bahu beserta faktor penyebabnya yang dapat dialami oleh siapa saja, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: Mengenal dislokasi bahu usai duel tinju El Rumi vs Jefri Nichol
Jenis-jenis dislokasi bahu
Berikut adalah beberapa tipe dislokasi bahu yang umum dikenali:
1. Dislokasi bahu anterior
Kondisi ketika bonggol tulang humerus bergeser keluar dari mangkuk sendi ke arah depan. Jenis ini merupakan yang paling sering terjadi, biasanya dipicu oleh kombinasi gerakan menarik bahu ke belakang (ekstensi) dan memutar-nya keluar (rotasi eksternal).
2. Dislokasi bahu inferior
Bonggol humerus keluar dari mangkuk sendi ke arah bawah, menuju area ketiak. Ini merupakan tipe yang paling jarang ditemukan.
3. Dislokasi bahu parsial (subluksasi)
Kondisi ketika bonggol tulang lengan atas hanya bergeser sebagian dari mangkuk sendinya.
4. Dislokasi bahu posterior
Terjadi saat bonggol humerus bergeser ke arah belakang atas dari mangkuk sendi. Kasus ini tergolong jarang dan umumnya disebabkan oleh kejang otot atau sengatan listrik.
Baca juga: Mario Aji alami dislokasi bahu
Penyebab dislokasi bahu
Pergeseran posisi bahu umumnya dipicu oleh benturan atau kekuatan besar yang mendorong tulang lengan keluar dari sendinya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan dislokasi bahu antara lain:
1. Cedera saat berolahraga, khususnya olahraga dengan kontak fisik seperti basket, sepak bola atau hoki. Aktivitas yang berisiko tinggi jatuh, seperti selancar dan atletik, juga meningkatkan kemungkinan terjadinya dislokasi.
2. Kecelakaan lalu lintas, misalnya tabrakan kendaraan bermotor, yang dapat memicu pergeseran sendi bahu akibat benturan keras.
3. Jatuh dengan posisi yang tidak tepat, contohnya terpeleset saat menaiki tangga atau terjatuh dengan posisi tangan yang salah menopang tubuh.
4. Trauma fisik lainnya, seperti benturan keras pada bahu akibat kecelakaan saat mengendarai sepeda motor.
5. Kejang atau sengatan listrik, yang memicu kontraksi otot secara mendadak sehingga tulang bahu keluar dari tempatnya.
Dislokasi bahu lebih sering dialami oleh individu berusia sekitar 20-an tahun atau mereka yang aktif secara fisik. Selain itu, orang yang pernah mengalami dislokasi sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali.
Baca juga: Guru Besar FKUI jawab soal kemungkinan kerongkongan bergeser
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.