Liputan6.com, Jakarta Nama Reinier Jesus baru-baru ini jadi bahan perbincangan usai kabar kepindahannya ke Atletico Mineiro dari Real Madrid. Gelandang asal Brasil itu pulang kampung tanpa pernah mencatatkan satu menit pun di tim utama selama lima tahun tercatat sebagai pemain Los Blancos.
Kisah ini terasa ironis mengingat Reinier pernah dijuluki sebagai 'penerus Kaka' sebelum tiba di Eropa. Siapa Kaka? Ia adalah legenda Brasil dan maestro lini tengah.
Bicara soal Kaka, memori tentang mahakarya yang dia ukir di Old Trafford selalu terngiang dalam benak pecinta sepak bola. Momen ikonik itu memperlihatkan kejeniusan dalam balutan seragam AC Milan.
Empat Sentuhan yang Melumpuhkan Old Trafford
Laga leg pertama semifinal Liga Champions 2006/07 menjadi panggung bagi Kaka menunjukkan kelasnya. Manchester United menang 3-2, tapi dua gol tandang Milan dari Kaka mencuri perhatian.
Gol kedua Kaka di laga itu begitu spektakuler dan dikenang sebagai salah satu gol terbaik dalam sejarah kompetisi. Empat sentuhan brilian sukses menaklukkan empat pemain sekaligus di teater impian, Old Trafford.
Gelandang Darren Fletcher, bek Gabriel Heinze dan Patrice Evra, serta kiper Edwin van der Sar menjadi 'korban' aksi magis itu. Sentuhan kepala, gocekan cerdik, dan penyelesaian dingin seolah menjadi lukisan indah di atas kanvas hijau Old Trafford.
🇧🇷 An outstanding goal from Kaká #OTD in 2007 at Old Trafford 🔥#UCL | #OnThisDay | @KAKA pic.twitter.com/WaXweLig2z
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) April 24, 2020Kaka: Itu Gol Terbaik dalam Karier Saya
Beberapa tahun setelahnya, Kaka mengenang gol itu sebagai bagian dari karya terbaiknya. Dalam sebuah wawancara pada 2015, ia memilih gol ke gawang Manchester United tersebut sebagai yang paling istimewa.
"Gol kedua di semifinal Liga Champions leg pertama melawan Manchester United adalah yang terbaik dalam karier saya," ujar Kaka saat itu.
"Ketika melihat operan panjang Dida, yang saya pikirkan hanyalah untuk mencoba melakukan sesuatu yang spesial. Bisa mencetak gol seperti itu di stadion Old Trafford dengan semua sejarahnya sungguh luar biasa."
Satu Musim, Satu Gelar, Satu Mahakarya
Meski kalah di leg pertama, Milan membalas di San Siro dengan kemenangan 3-0. Kaka mencetak satu gol, membantu Milan menyingkirkan Manchester United dengan agregat 5-3.
Di final, Milan membalas dendam atas Liverpool dengan kemenangan 2-1 berkat dua gol Filippo Inzaghi. Kaka jadi raja assist di laga itu dan menyabet gelar top skor Liga Champions 2006/07.
Musim itu ditutup dengan gelar juara, sepuluh gol, dan predikat pemain terbaik turnamen untuk Kaka. Namun, yang paling abadi dari semua pencapaian itu adalah satu mahakarya di Old Trafford—lukisan sepak bola yang tak lekang oleh waktu.