Denpasar (ANTARA) - Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Bali mencari keberadaan satu orang warga negara asing yang terlibat dalam jaringan kebun ganja hidroponik yang ditemukan di sebuah rumah kontrakan di Jalan Bina Kusuma IV Ubung Kaja, Denpasar Utara, Bali.
Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Bali Kombes Pol Radiant di Denpasar, Bali, Jumat mengatakan satu orang WNA yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang diduga berperan sebagai pemasok bibit ganja kepada pasutri NR (31), laki-laki asal Belanda dan KV (33), perempuan asal Rusia.
"Dari hasil pemeriksaan bahwa tersangka (NR) mendapatkan bibit ganja dari seseorang yang bernama Mr. C yang saat ini kami masih melakukan pendalaman lebih lanjut untuk keberadaannya," katanya.
Dalam kasus kebun ganja hidroponik yang digerebek pada Rabu (1/10), Polda Bali telah menetapkan satu orang tersangka yakni NR, sementara istrinya masih diperiksa sebagai saksi.
Polda Bali pun masih mendalami jaringan narkoba serta penyokong dana yang melibatkan dua WNA tersebut di Bali.
"Ditresnarkoba Polda Bali sedang mendalami keberadaan Mr. C dan jaringan yang ada di Bali, maupun sumber barang atau benih narkotika jenis ganja tersebut," katanya.
Radiant membeberkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka NR, belum diketahui ganja yang sudah dipanen atau diedarkan hasil dari produksi hidroponik rumahan tersebut. Namun, demi kebaikan, Radiant menduga ada narkotika yang sudah beredar dari hasil ganja hidroponik tersebut dari barang bukti yang ditemukan di TKP.
"Saat ini kita masih mendalami karena kan kalau kita lihat dari bukti yang ada bahwa ada kemungkinan bahwa yang bersangkutan mungkin juga akan menjual, karena kan di situ kita lihat memang ada timbangan di dalam, sehingga kan ada dugaan bahwa dia juga mungkin akan mengedarkan ke orang-orang yang tertentu yang mungkin dia kenal," ungkapnya.
Sebelumnya, dua orang WNA NR dan KV ditangkap Polda Bali.
Mereka menyewa sebuah rumah dan menyulapnya jadi kebun ganja hidroponik.
Menurut keterangan Radiant, kejahatan pasutri tersebut sangat terorganisir karena masing-masing area dilengkapi dengan sistem pendingin, pengaturan suhu ruangan, penyiraman, pemupukan, lampu pencahayaan, hingga diawasi dengan CCTV.
Baca juga: BI gandeng Polda Bali usut 68 money changer diduga ilegal
Baca juga: Polisi gandeng Labfor Bali telusuri penyebab terbakarnya gedung DPRD NTB
Baca juga: Polda Bali: 14 orang yang ditahan adalah perusuh, bukan demonstran
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.