Jakarta (ANTARA) - Dua perusahaan teknologi kebugaran tampaknya tengah mengalami perselisihan yang bisa dikatakan aneh karena awal pekan ini Strava mengajukan gugatan yang menyebut Garmin melanggar hak patennya untuk dua fitur yang berkait dengan pelacakan rute olahraga yaitu map segments dan heat maps.
Gugatan itu terasa aneh karena kedua perusahaan sebenarnya telah lama memiliki kemitraan dalam hal pelacakan rute kebugaran.
Dilaporkan Engadget, Jumat, Strava mengklaim bahwa Garmin melanggar Perjanjian Kerja Sama Induk karena mengembangkan fitur heat maps secara mandiri.
Gugatan tersebut menurut laporan The Verge meminta pengadilan untuk memutus secara permanen agar Garmin menghentikan penjualan produk apapun yang memiliki fitur heat maps dan itu artinya mencakup sebagian besar produk perangkat keras Garmin serta program pelacakan Garmin Connect.
Baca juga: Garmin debutkan fenix 8 Pro series dengan konektivitas satelit
Langkah Strava menggugat Garmin ini bisa dibilang kejutan untuk industri karena selama kedua perusahaan dikenal mendominasi bidang teknologi kebugaran dan telah menjalin kerja sama selama satu dekade terakhir bahkan melakukan banyak integrasi antarplatform.
DC Rainmaker sebagai pihak pertama yang menemukan gugatan ini memiliki kronologi lengkap pengajuan paten kedua perusahaan dan menunjukkan bahwa argumen Strava tersebut tidak akan kuat di pengadilan.
Hal yang terbilang janggal dalam gugatan ini adalah menurut Strava pelanggaran hak paten itu telah terjadi sejak lama namun perusahaan baru mengambil langkah hukumnya saat ini.
Situasi menjadi semakin pelik ketika Chief Product Officer Strava Matt Salazar muncul di komunitas Reddit dan berkomentar mengenai gugatan ini.
Menurut Salazar, Strava mengambil langkah hukum ini karena Garmin mengadopsi pedoman pengembang baru untuk mitra API "yang mewajibkan logo Garmin ada di setiap postingan aktivitas, layar, grafik, gambar, kartu berbagi, dll."
Salazar merasa hal itu tidak perlu dilakukan dan membingkainya sebagai langkah untuk melindungi data pengguna, namun argumen tersebut terdengar lebih seperti keluhan kecil bahwa Garmin mencantumkan mereknya pada data yang dikumpulkan oleh produknya.
Bisa dibilang gugatan hukum ini aneh, namun diharapkan tidak akan menimbulkan gangguan apapun bagi konsumen yang terbiasa menggunakan layanan Garmin dan Strava.
Baca juga: Garmin luncurkan range finder untuk mudahkan analisa pegolf
Baca juga: Strava Akuisisi Runna, Aplikasi Latihan Lari Terkemuka
Baca juga: Aplikasi pelacak kebugaran Strava hadirkan paket keluarga
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.