Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump, Jumat (1/8), mengatakan bahwa dia telah mengarahkan penempatan dua kapal selam nuklir AS ke "wilayah yang tepat", ketika terjadi perang kata-kata antara Trump dengan mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev.
"Saya telah memerintahkan penempatan dua kapal selam nuklir di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu," tulis Trump di media sosial.
Trump mengatakan bahwa dia mengarahkan hal tersebut berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia. "Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satu contohnya," tambahnya.
Kemudian, saat meninggalkan Gedung Putih untuk liburan akhir pekan di Klub Golf Bedminster miliknya, di Negara Bagian New Jersey, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa "sebuah ancaman telah dibuat oleh mantan presiden Rusia (Medvedev), dan kami akan melindungi rakyat kami".
Sebelumnya, Medvedev mengecam Trump pada Senin (28/7), memperingatkan bahwa meningkatnya tekanan presiden AS terhadap Kremlin terkait perang di Ukraina berisiko memicu konflik yang lebih luas, tidak hanya antara Rusia dan Ukraina, tetapi juga antara Rusia dan AS.
Trump menulis di X bahwa Rusia harus mengingat dua hal, pertama Rusia bukanlah Israel atau Iran, dan kedua adalah setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang.
“Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri. Jangan terjebak dalam situasi seperti Sleepy Joe!” tulis Trump di X.
Mantan presiden Rusia tersebut meningkatkan peringatannya dalam unggahan Telegram terpisah, dengan mengangkat isu sistem "Dead Hand" Uni Soviet pada masa Perang Dingin, yang mengotomatiskan serangan nuklir jika kepemimpinan Uni Soviet tidak berdaya.
Sistem tersebut dikabarkan masih beroperasi hingga kini.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia berharap AS lanjutkan upaya penyelesaian konflik Ukraina
Baca juga: Pakar: Ancaman perlombaan senjata nuklir AS, Rusia, China makin tajam
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.