Gambut Bisa Jadi Penyumbang Emisi Karbon Terbesar jika tidak Dikelola secara Tepat

10 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Gambut Bisa Jadi Penyumbang Emisi Karbon Terbesar jika tidak Dikelola secara Tepat Personel Manggala Agni Daops Ogan Komering Ilir (OKI) menarik selang air untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Sumatra Selatan.(Dok. Antara)

LAHAN gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan, oleh karena itu, perhitungan emisi baik yang berasal dari dekomposisi tanah maupun kebakaran, perlu dilakukan secara akurat untuk mendukung inventarisasi nasional dan pencapaian target iklim seperti FOLU Net Sink 2030.

“Di samping itu juga pentingnya memisahkan respirasi heterotrofik dari total fluks CO₂ dalam pelaporan emisi. Hal ini agar data yang disajikan benar-benar mencerminkan kontribusi dari proses dekomposisi gambut,” jelas Fahmuddin dalam keterangan resmi, Selasa (5/8).

Salah satu temuan penting yang disampaikannya adalah hubungan yang kuat antara tinggi muka air tanah (groundwater level/GWL) dan emisi karbon. Berdasarkan kajian Deshmukh dan Hirano, perubahan GWL sebesar 1 cm dapat berdampak besar baik menurunkan maupun meningkatkan emisi hingga hampir 1 ton CO₂ per hektar per tahun.

“Simulasi menunjukkan bahwa peningkatan GWL sebesar 20 cm pada dua juta hektar lahan sawit gambut berpotensi menurunkan emisi hingga 26 juta ton CO₂ setiap tahun. Namun, efektivitas pengurangan emisi ini sangat bergantung pada desain dan kepadatan kanal,” terang dia.

Lebih lanjut, Fahmuddin menekankan pentingnya peralihan ke metodologi Tier 3 dalam pelaporan emisi gas rumah kaca. Dengan menggunakan faktor emisi berbasis data lokal termasuk kondisi tanah, kedalaman gambut, dan intervensi seperti canal blocking. Indonesia dapat menyusun laporan yang lebih akurat, kredibel, dan sesuai konteks,” bebernya.

Untuk itu, ia mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah dari hasil riset dalam negeri agar faktor-faktor emisi nasional dapat diakui secara internasional melalui Emission Factor Database (EFDB) IPCC. Di samping itu juga memperkuat posisi Indonesia dalam forum perubahan iklim global.

Periset Pusat Riset Ekologi  BRIN Luthfan M. Nugraha menekankan, restorasi ekosistem gambut bukan hanya soal pemulihan aspek biofisik, tetapi juga soal keberlanjutan masyarakat yang hidup di sekitarnya.

“Hasil temuan lapangan kami menunjukan bahwa kita tidak bisa bicara soal perubahan iklim atau degradasi ekosistem, tanpa menyentuh kehidupan dan keberlanjutan penghidupan masyarakatnya,” ungkap Luthfan.

Ia menilai, pendekatan restorasi yang hanya berfokus pada aspek biofisik saja, tanpa melibatkan komunitas lokal, berisiko menjadi proyek yang tidak berkelanjutan. Karena itu, melalui riset di Desa Malikian, Kalimantan Barat sebagai wilayah yang dikenal kritis dan rawan kebakaran, Luthfan dan tim mengusung pendekatan community-based restoration.

“Kami tidak datang membawa solusi instan. Justru kami ingin belajar dan merancang bersama masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, riset ini dimulai dari identifikasi komoditas yang adaptif terhadap lahan gambut, pendirian sekolah lapang, hingga penyusunan modul pertanian ramah lingkungan. Semua dilakukan bersama warga, termasuk pengembangan pupuk organik cair, kompos, dan probiotik yang disesuaikan dengan karakteristik gambut setempat.

“Keberhasilan restorasi gambut tidak bisa dilepaskan dari peningkatan taraf hidup masyarakat. Tujuan kami sederhana, yaitu membangun sistem sosial-ekologis yang tahan iklim dan berbasis kemandirian lokal. Kami percaya, tidak ada restorasi gambut yang benar-benar berhasil tanpa itu,” tegasnya. (H-3)

Read Entire Article