
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan. Data terbaru itu disampaikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (4/8).
Badan Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan banyak korban tewas dan luka-luka usai mencari makanan di sepanjang rute konvoi PBB dan titik distribusi yang dijaga ketat secara militer Israel.
"Sekitar 1.500 orang dilaporkan telah tewas sejak bulan Mei,” ujar Farhan Haq, juru bicara deputi Sekjen PBB dikutip Anadolu.
Haq juga menyebut seorang tenaga kesehatan dari Bulan Sabit Merah Palestina turut menjadi korban dalam serangan udara Israel yang terjadi pada Minggu lalu di Khan Yunus, wilayah selatan Gaza.
Sejak 27 Mei lalu, skema distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung Amerika Serikat dan Israel di Gaza menuai kritik. Banyak pihak menilai mekanisme tersebut tidak efektif dan menjadi jebakan maut bagi warga sipil yang kelaparan.
Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza mengungkapkan sejak 27 Juli Israel hanya mengizinkan 674 truk bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Jumlah itu hanya setara dengan sekitar 14% dari kebutuhan minimum harian Gaza yang diperkirakan mencapai 600 truk.
Dalam pernyataannya, otoritas Gaza menambahkan sebagian besar dari 80 truk bantuan yang masuk pada hari Minggu lalu dijarah di tengah situasi kekacauan dan kelaparan. Israel dituding menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk menghancurkan rakyat Palestina.
Israel hingga kini terus menolak seruan gencatan senjata dari masyarakat internasional.
Sejak dimulainya operasi militer besar-besaran pada 7 Oktober 2023, hampir 61.000 warga Palestina telah terbunuh yang setengah di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. (Dhk/I-1)