Liputan6.com, Jakarta Manchester United memulai musim 2024/2025 dengan atmosfer berbeda. Omar Berrada, sang CEO, menggelar rapat internal di kompleks pelatihan Carrington, menggaungkan tiga nilai inti: Badge, Bravery, Spirit. Pesan ini disebut sebagai fondasi baru di bawah kepemimpinan Sir Jim Ratcliffe.
Berrada tak sekadar bicara teori. Dia menyebut legenda seperti Eric Cantona dan Roy Keane sebagai contoh nyata "spirit" yang diinginkan. Bahkan, staf diberi botol minum bertuliskan tiga motto tersebut sebagai pengingat sehari-hari.
Meski rapat berlangsung cair, beberapa kritik tajam muncul. Mulai dari keluhan soal anggaran yang ketat hingga kekhawatiran soal "kelas pekerja" di kantor baru Carrington. Berrada menanggapi dengan santai, tapi masalahnya jelas belum selesai.
Di balik hiruk-pikuk transfer, detail rapat tersebut mendapatkan respons positif dari staf. Musim ini, Ruben Amorim juga berusaha membangun tim yang solid.
Tiga Nilai Inti yang Ditanamkan Berrada
Omar Berrada tak main-main dengan tiga nilai yang digaungkannya. "Badge" berarti tak ada individu yang lebih besar dari klub. "Bravery" mengacu pada ketangguhan menghadapi krisis, sementara "Spirit" diinspirasi semangat Sir Matt Busby pasca-tragedi Munich 1958.
Video motivasi menampilkan momen-momen ikonik MU, dari gol Cantona hingga kepemimpinan Keane. Berrada menekankan, nilai-nilai ini harus meresap ke seluruh lini klub, mulai dari pemain hingga staf kebersihan.
Namun, implementasinya tak mudah. Seorang staf anonim menulis, "Kami butuh kepercayaan pada pemimpin." Tanggapan lain mempertanyakan efisiensi birokrasi: "Proses persetujuan anggaran terlalu lambat."
Amorim dan Tantangan Membangun Chemistry Tim
Ruben Amorim, pelatih baru MU, langsung mengambil peran aktif. Dia memuji Bruno Fernandes yang menolak tawaran gaji fantastis dari Al Hilal. "Bruno memilih MU, bukan uang. Itulah spirit yang kita butuhkan," katanya.
Amorim juga terkesan dengan fasilitas baru Carrington. Saat berkunjung di hari libur, dia menemukan empat pemain bermain billiard. Ruang simulator F1 hingga barbershop disebutnya sebagai sarana mempererat chemistry.
Tapi, ada ironi di balik antusiasme Amorim. Beberapa staf tersirat saat dia bilang, "Dulu saya tak semangat datang kerja." Bagaimanapun, suasana baru ini masih harus dibuktikan dengan hasil di lapangan.
Dana vs Desakan Hasil: Tekanan di Balik Transfer Besar MU
Investasi MU musim ini tak main-main: lebih dari £200 juta untuk Benjamin Sesko, Matheus Cunha, dan Bryan Mbeumo. Menurut sumber internal, Ratcliffe memberi lampu hijau karena Amorim harus sukses di awal musim.
Namun, ada paradoks. Februari lalu, Ratcliffe mengklaim MU nyaris bangkrut jika tak ada pemutusan kerja. Kini, mereka malah memperluas fasilitas kredit hingga melebihi 300 juta pounds. Armstrong, direktur bisnis, berusaha menutup defisit dengan memburu sponsor baru seperti Coca-Cola.
Fans pun terbelah. Awal Agustus, kelompok The 1958 rencananya akan protes, tetapi rencana itu dibatalkan setelah kedatangan Sesko. Intinya, MU memasuki musim baru dengan optimisme dan problem klasik yang belum tuntas.