Cahya Supriadi: Penjaga Garis Pertahanan Terakhir Timnas Indonesia U-23

2 weeks ago 21
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Piala AFF U-23 2025 menjadi ajang penting bagi Indonesia, tak hanya soal gelar juara, tapi juga pembuktian generasi muda yang tengah tumbuh. Di antara nama-nama yang siap mencuri perhatian, Cahya Supriadi hadir sebagai sosok penting di bawah mistar. Kiper muda ini bukan hanya penjaga garis pertahanan terakhir, tapi juga penjaga harapan Garuda Muda.

Nama Cahya memang sudah tidak asing bagi penggemar sepak bola usia muda. Sejak tampil bersama Timnas U-20 di turnamen-turnamen internasional, kehadirannya selalu memberi rasa aman. Kini, di usia 22 tahun, Cahya kembali mendapat kepercayaan untuk menjaga gawang Indonesia di turnamen Asia Tenggara paling bergengsi bagi kelompok usia U-23.

Perjalanan Cahya menuju titik ini bukanlah cerita instan. Ia merintis karier dari nol, dari lapangan-lapangan kecil di Karawang hingga masuk dalam skuad Timnas. Semangat dan tekadnya menjadikan Cahya sebagai contoh nyata bahwa kerja keras dan keteguhan hati bisa membawa mimpi jadi kenyataan.

Awal Mula dari Tangis di Kampung Halaman

Karier Cahya bermula dari momen sederhana namun emosional, yaitu rasa sedih karena tak diajak bermain bola di kampungnya. Ia yang kala itu masih bocah, sering menangis saat teman-temannya bermain sepak bola tanpa mengajaknya. Momen itu justru menjadi awal dari segalanya.

“Melihat saya seperti itu, kakak saya langsung mendaftarkan saya ke SSB,” kata Cahya mengenang masa kecilnya, dikutip dari Kita Garuda. Keputusan sang kakak menjadi langkah awal yang kemudian mengantar Cahya menuju panggung nasional.

Tak hanya membuka jalan, sang kakak juga menjadi sumber inspirasi terbesar Cahya. Meski kini telah tiada, semangatnya masih menyala dalam diri sang kiper. “Beliau sudah meninggal, tapi inspirasinya masih membekas. Saya sering melihat dia jatuh bangun di lapangan. Dari situ, saya mulai sadar bahwa sepak bola bukan cuma permainan, tapi juga bisa jadi tanggung jawab dan masa depan,” ucapnya penuh makna.

Lompatan Besar dari Cikampek ke Jakarta

Dari SSB Tunas Pupuk Kujang di Cikampek, Cahya melangkah lebih jauh ke Jakarta. Ia diterima di Ragunan Soccer School saat berusia 13 tahun. Di sana, ia menimba ilmu sekaligus mulai merasakan atmosfer kompetisi yang lebih serius melalui Liga TopSkor dan Liga Kompas.

Lingkungan baru membuat Cahya semakin matang sebagai pemain. Ia mulai dikenal di kalangan pelatih dan pemandu bakat. Mental bertandingnya tumbuh seiring dengan ketajamannya membaca permainan. Inilah fase penting yang membentuk fondasi kuat dalam kariernya sebagai penjaga gawang.

Kesempatan besar datang saat ia bergabung dengan Persija Jakarta. Di klub ibu kota, Cahya mendapatkan pengalaman luar biasa, yakni bermain dan bersaing langsung dengan idolanya, Andritany Ardhiyasa. “Itu mimpi yang jadi kenyataan. Saya sering nonton dia sejak kecil. Bisa satu tim dan bersaing dengannya jadi salah satu pencapaian besar buat saya,” katanya.

Cahya tak butuh waktu lama untuk mencuri perhatian pelatih Timnas. Namanya masuk dalam skuad Timnas U-20 dan tampil di Toulon Tournament 2022 di Prancis. Ia mendapat pengalaman berharga melawan tim-tim seperti Meksiko, Ghana, dan Venezuela.

“Itu pengalaman luar biasa yang sulit saya lupakan. Kami mendapat pelajaran berharga dari pertandingan melawan negara-negara besar,” ucap Cahya, mengenang turnamen tersebut. Penampilannya menunjukkan bahwa ia tak hanya mampu bermain di level lokal, tapi juga tak gentar menghadapi tekanan internasional.

Tak heran jika kini namanya kembali masuk dalam skuad Timnas U-23 untuk menghadapi Piala AFF U-23 2025. Berstatus sebagai pemain PSIM Yogyakarta, Cahya membawa semangat baru. Ia tak hanya ingin jadi bagian, tapi juga jadi penentu hasil bagi tim.

Ambisi yang Tak Pernah Padam

Menjadi kiper utama Timnas Indonesia U-23 tentu sebuah kebanggaan, tapi bagi Cahya, itu belum cukup. Ia masih menyimpan target besar menjadi bagian dari Timnas senior. Perjalanan ke sana masih panjang, tapi ia siap melaluinya dengan semangat yang sama seperti saat memulai di kampung halaman.

“Saya ingin terus dipercaya di Timnas, baik di level muda maupun senior. Itu targ...

Read Entire Article