Liputan6.com, Jakarta Jepang secara resmi telah mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar Piala Dunia FIFA pada tahun 2046. Langkah strategis ini merupakan bagian dari kolaborasi besar antara Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) dengan Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF) serta Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF). Pengajuan ini menandai ambisi Jepang untuk kembali menjadi pusat perhatian dunia sepak bola.
Inisiatif pengajuan diri ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah terjalin antara EAFF dan AFF pada bulan Maret 2025 lalu. Kesepakatan tersebut secara spesifik membahas penjajakan kemungkinan pengajuan bersama sebagai tuan rumah Piala Dunia di masa mendatang.
Dengan demikian, pengajuan Jepang ini bukan sekadar upaya tunggal, melainkan representasi dari visi regional yang lebih luas.
Keputusan ini juga sejalan dengan tujuan jangka panjang Jepang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk kedua kalinya sebelum tahun 2050, serta memenangkan trofi bergengsi tersebut di kandang sendiri. Terakhir kali Jepang menjadi tuan rumah adalah pada tahun 2002, kala itu bersama dengan Korea Selatan.
Strategi Kolaborasi Regional untuk Piala Dunia 2046
Pengajuan diri Jepang sebagai tuan rumah Piala Dunia 2046 tidak lepas dari strategi kolaborasi regional yang kuat. Keterlibatan EAFF dan AFF menunjukkan upaya untuk menyatukan kekuatan sepak bola di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Ini diharapkan dapat memberikan bobot lebih pada tawaran mereka di mata FIFA.
Kerja sama ini membuka peluang bagi beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara untuk turut serta dalam penawaran bersama. Meskipun Jepang menjadi inisiator utama, model pengajuan bersama seperti yang terjadi pada tahun 2002 dengan Korea Selatan kemungkinan besar akan kembali diterapkan. Hal ini akan memperkuat argumen bahwa kawasan ini siap menyelenggarakan event sebesar Piala Dunia.
Kolaborasi ini juga mencerminkan tren global di mana negara-negara cenderung mengajukan diri secara bersama untuk event olahraga besar. Dengan berbagi beban infrastruktur dan logistik, potensi keberhasilan menjadi tuan rumah akan meningkat. Ini juga dapat mempromosikan persahabatan dan kerja sama antarnegara di kawasan tersebut.
Persaingan Ketat dan Ambisi Jangka Panjang Jepang
Langkah Jepang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2046 tentu tidak akan berjalan mulus tanpa persaingan. Beberapa negara lain di Asia juga telah menunjukkan ketertarikan serupa untuk menyelenggarakan turnamen ini. Korea Selatan, Tiongkok, Indonesia, dan Australia adalah di antara negara-negara yang berpotensi menjadi pesaing kuat dalam perebutan status tuan rumah.
Bagi Jepang, pengajuan ini bukan hanya tentang menjadi tuan rumah semata, tetapi juga bagian dari ambisi jangka panjang yang lebih besar. Mereka bertekad untuk tidak hanya menyelenggarakan turnamen, tetapi juga meraih gelar juara di kandang sendiri. Ini menunjukkan komitmen serius terhadap pengembangan sepak bola nasional dan regional.
Pengalaman Jepang sebagai tuan rumah Piala Dunia 2002 memberikan modal berharga dalam persiapan dan penyelenggaraan event berskala internasional. Dengan infrastruktur yang modern dan pengalaman organisasi yang mumpuni, Jepang memiliki fondasi kuat untuk kembali menjadi tuan rumah. Kolaborasi dengan EAFF dan AFF akan semakin memperkuat posisi mereka dalam persaingan global ini.