Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) melatih seratusan penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) di berbagai daerah agar mereka tak sekadar sebagai pengadministrasi akad nikah saja, tetapi juga sebagai pendidik masyarakat.
"Fasilitator bukan hanya pengajar, tapi pelayan umat yang mampu membina keluarga Indonesia secara utuh," ujar Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Cecep Khairul Anwar di Jakarta, Kamis.
Para penghulu diajak memahami dinamika rumah tangga modern, dari komunikasi pasangan, peran gender, hingga kesiapan mental spiritual calon pengantin.
Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto menyebut program ini sebagai salah satu fondasi penting dalam memperkuat layanan dasar KUA.
"Satu KUA minimal memiliki satu fasilitator. Ini penting agar semua catin (calon pengantin,red.) mendapat bimbingan yang berkualitas," ujarnya.
Menurutnya, fasilitator bukan hanya hadir untuk memberi nasihat pranikah. Mereka harus bisa membaca situasi sosial, menjawab keresahan pasangan muda, dan menjadi tempat bertanya yang aman dan terpercaya.
"Harapan kita, fasilitator mampu menjadi pendamping yang komunikatif dan solutif bagi catin. Mereka bukan hanya memberi materi, tetapi menggerakkan masyarakat menuju keluarga yang tangguh demi mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Zudi.
Sebelumnya, Kementerian Agama menargetkan pencatatan pernikahan secara nasional mencapai dua juta pasangan pada tahun 2025.
Abu mengatakan penghulu perlu menetapkan target pencatatan nikah, baik bulanan maupun tahunan. Ia meminta agar tidak ada penurunan angka dibanding tahun sebelumnya.
"Tolong pasang target. Tidak boleh angkanya turun dari tahun kemarin. Naik per bulan, year on year-nya berapa? Juli tahun ini berapa? Juli tahun lalu berapa? Naik apa turun? Harus bisa kita rancang seperti itu," ujar Abu.
Baca juga: Kemenag latih 100 penghulu jadi fasilitator literasi keuangan
Baca juga: Menag ingatkan pentingnya peran penghulu tekan angka perceraian
Baca juga: Kemenag targetkan dua juta pencatatan nikah pada 2025
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.