Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai solusi kemandirian pangan skala rumah tangga.
“Mewujudkan ketahanan pangan tidak cukup hanya dari gerakan individu. Perlu dukungan regulasi pemerintah, inovasi dari akademisi, dan keterlibatan aktif masyarakat. Ini harus menjadi gerakan bersama,” ujar Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa dan Daerah Tertinggal Kemendes PDT Dicky Yosepial dalam webinar Sekolah Desa Seri Tiga, seperti diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, kata Dicky, menjadi kunci sukses pengembangan pertanian terpadu berbasis pekarangan.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa konsep pertanian terpadu yang menggabungkan budidaya tanaman, ternak, dan perikanan dalam skala pekarangan sangat relevan diterapkan di wilayah-wilayah yang terbatas lahan. Namun agar dampaknya meluas, ujarnya, diperlukan pendekatan lintas sektor yang terkoordinasi.
“Pemerintah bisa memfasilitasi pelatihan dan bantuan alat. Akademisi dapat mengembangkan teknologi tepat guna yang mudah diterapkan di rumah. Masyarakat jadi pelaku utama yang menjalankan praktiknya sehari-hari,” kata dia.
Ia menyampaikan pula bahwa sejumlah teknologi sederhana, seperti vertikultur, biopori, dan kolam mini merupakan contoh inovasi yang bisa dikembangkan bersama dalam pemanfaatan pekarangan untuk pertanian.
Menurut dia, jika masing-masing pihak memainkan peran strategisnya, pekarangan rumah tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga ruang edukasi, penguatan ekonomi keluarga, dan sarana percontohan ramah lingkungan.
"Mari jadikan pekarangan sebagai titik tolak kemandirian pangan nasional. Dengan kolaborasi, kita bisa mengubah halaman rumah menjadi kebun, kandang, dan kolam yang berdaya,” katanya.
Ia berharap pelatihan yang diselenggarakan Kemendes PDT bisa menjadi pemantik gerakan kolektif itu di berbagai wilayah. Pemerintah desa, perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan komunitas lokal didorong untuk membuat program lanjutan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing.
"Ini bukan sekadar program pelatihan, tapi langkah awal dari gerakan nasional. Kita bisa mulai dari satu rumah, satu RT, lalu berkembang menjadi satu desa yang mandiri dan tahan pangan," ucapnya.
Baca juga: Kemendes ajak warga desa optimalkan perkarangan untuk ketahanan pangan
Baca juga: Kemendes dan Kementerian PKP kolaborasi bangun rumah di desa
Baca juga: Wamendes dorong kolaborasi tuntaskan beragam masalah di desa
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.