Liputan6.com, Jakarta Manchester United kembali berburu striker baru. Kali ini, fokus mereka mengarah pada sosok muda bertalenta tinggi: Benjamin Sesko dari RB Leipzig.
Pemain asal Slovenia itu masih berusia 22 tahun, namun sudah mencatatkan 21 gol musim lalu dan disebut cocok untuk sistem 3-4-3 racikan Ruben Amorim.
MU memang tengah mencari solusi jangka panjang di lini depan. Nama Ollie Watkins sempat masuk radar, namun usia dan harga menjadi ganjalan besar.
Kini Sesko dianggap sebagai opsi “one and done” yang bisa menyelesaikan masalah striker United untuk beberapa musim ke depan, jika semua berjalan lancar.
MU Jadikan Benjamin Sesko Prioritas Utama
Manchester United dan RB Leipzig telah memulai pembicaraan awal terkait kemungkinan transfer Benjamin Sesko. Meski masih tahap awal, klub Inggris itu sudah memprioritaskan nama Sesko di daftar belanja mereka.
Hal ini selaras dengan keinginan Amorim yang ingin menanamkan fondasi jangka panjang lewat pemain muda dengan potensi besar.
Kontrak Sesko di Leipzig berlaku hingga 2029. Namun, klausul tak tertulis memungkinkan dia hengkang jika ada tawaran dari klub top senilai 80-90 juta euro.
Nilai itu tentu tidak murah, tapi United tampaknya siap berjudi demi mendapatkan striker yang secara taktis dianggap sesuai dengan filosofi sang pelatih baru.
Sesko tampil impresif di musim 2024/25 dengan 21 gol dari 45 penampilan di semua kompetisi. Ia menjadi striker dengan gaya eksplosif yang menggabungkan kecepatan, fisik, dan naluri mencetak gol dari berbagai posisi.
Tak heran, perbandingan dengan Erling Haaland kerap muncul, meski Sesko sendiri belum berada di level itu secara konsistensi dan presisi.
Profil Benjamin Sesko: Kekuatan, Potensi, dan Kekurangan
Sesko adalah penyerang bertinggi 195 cm dengan kombinasi langka: cepat, kuat, dan punya tembakan keras. Ia bisa mencetak gol dengan kaki kiri, kanan, maupun sundulan.Shot map musim lalu menunjukkan bahwa ia tak segan mencoba dari luar kotak penalti maupun dari jarak dekat, tanda keyakinan tinggi pada kemampuannya.
Namun, di balik potensinya, Sesko masih menyimpan kekurangan yang bisa jadi bumerang. Ia cenderung terburu-buru saat mengambil keputusan di depan gawang dan belum terlalu halus dalam pergerakan di kotak penalti.
Tendangannya sering terlalu keras hingga mudah diblok bek lawan atau terbaca kiper. Ia pun kadang terlalu fokus menembak ketimbang melihat rekan yang berada di posisi lebih baik.
Meski demikian, perkembangan Sesko patut diapresiasi. Ia kini lebih sering turun membantu build-up, walau belum sematang pemain seperti Harry Kane atau Alexander Isak.
Yang menarik, ketika diberi ruang dan waktu terbatas, justru keputusan Sesko sering lebih baik, indikasi bahwa ia masih butuh penyederhanaan peran di fase awal kariernya di klub besar.
Ollie Watkins: Alternatif yang Lebih Matang Tapi Mahal
Selain Sesko, nama Ollie Watkins juga sempat menjadi bahan diskusi internal Manchester United. Striker Aston Villa ini tampil konsisten dengan 16 gol di Premier League musim lalu.
Watkins dikenal sebagai striker yang tahu persis kapan harus menusuk ke belakang garis pertahanan, kemampuan yang sangat berharga di liga secepat EPL.
Namun, ada dua masalah utama: usia dan harga. Watkins akan berusia 30 tahun pada akhir tahun ini, sementara Villa mematok harga tinggi hingga £60 juta.
Bagi United, investasi semahal itu untuk pemain di usia puncak dirasa terlalu berisiko, apalagi dengan skema Amorim yang menuntut intensitas tinggi dan adaptasi jangka panjang.
Dari sisi taktis, Watkins memang bisa membuka ruang bagi pemain seperti Cunha, Fernandes, atau Mbeumo. Tapi struktur harga dan resistensi Villa membuat opsi ini menguap cepat.
Alhasil, Sesko dianggap sebagai solusi yang lebih efisien dalam jangka panjang meskipun membutuhkan waktu dan bimbingan yang tepat.
Mencari Jawaban untuk Kutukan Nomor 9 MU
Jika Benjamin Sesko benar-benar mendarat di Old Trafford, ia akan menjadi striker ketiga yang direkrut dalam tiga musim terakhir.
Sebelumnya ada Rasmus Hojlund dan Wout Weghorst, yang keduanya belum mampu memberikan stabilitas dan produktivitas yang diharapkan dari seorang No. 9.
Masalah United sebenarnya lebih kompleks dari sekadar siapa yang mencetak gol. Struktur permainan, distribusi bola ke sepertiga akhir, serta kemampuan menjaga tekanan ofensif masih belum ideal.<...