Liputan6.com, Jakarta Final Piala Dunia Antarklub 2025 menghadirkan drama di luar dugaan. Chelsea sukses membungkam Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 3-0 di MetLife Stadium, New Jersey.
Kekalahan tersebut menjadi akhir yang pahit bagi PSG yang sebelumnya tampil luar biasa sepanjang musim. Situasi memanas saat peluit panjang berbunyi.
Pelatih PSG Luis Enrique terlihat terlibat adu fisik dengan striker Chelsea, Joao Pedro. Peristiwa itu menjadi sorotan tajam dalam laga yang sejatinya berjalan penuh gengsi.
Apa sebenarnya yang terjadi di lapangan usai laga berakhir? Simak penjelasan Luis Enrique berikut.
Klarifikasi Enrique
Luis Enrique buka suara soal kontak fisik yang terjadi antara dirinya dan Joao Pedro setelah laga berakhir. Ia menyebut insiden itu bermula dari keinginannya meredakan ketegangan di lapangan.
Saat Pedro tengah berbicara dengan Gianluigi Donnarumma, Enrique mencoba mendekat dan melerai suasana. Namun, upayanya justru memicu kontak yang tak diinginkan.
“Di akhir pertandingan terjadi situasi yang menurut saya seharusnya bisa dihindari oleh semua pihak,” ujar Enrique dalam konferensi pers pascalaga.
“Tujuan dan niat saya, seperti biasanya, adalah memisahkan para pemain agar tidak terjadi hal yang lebih buruk. Saat itu banyak tekanan, banyak emosi, terjadi dorong-mendorong dan saya pikir hal seperti ini harus dihindari dan tak boleh terulang lagi.
"Tapi saya tegaskan, niat saya hanya untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk,” tegas Enrique.
Joao Pedro: Emosi Itu Wajar, tapi Kami Juara
Joao Pedro tidak memperpanjang insiden yang melibatkan dirinya dengan pelatih PSG. Ia justru memaklumi ledakan emosi yang muncul dari pihak lawan.
Menurut Pedro, kekalahan di laga sebesar ini memang bisa membuat kepala panas. Namun, ia menegaskan bahwa Chelsea tetap fokus dan layak merayakan kemenangan.
“Saya tidak perlu mengatakan apa pun soal mereka karena itu hal yang normal,” kata Pedro usai laga.
“Semua orang ingin menang, dan pada akhirnya saya rasa mereka kehilangan kendali. Tapi ini sepak bola. Hal seperti ini memang bisa terjadi. Sekarang waktunya kami menikmati momen ini karena kami berhasil menjadi juara,” lanjutnya.
Pertandingan Memanas Jelang Akhir Laga
Situasi memanas dalam 10 menit terakhir pertandingan. PSG menerima dua kartu kuning, sementara Joao Neves akhirnya diganjar kartu merah usai insiden yang melibatkan Marc Cucurella.
Neves menarik rambut Cucurella hingga bek Chelsea itu terjatuh. Tekanan yang meningkat di lapangan membuat atmosfer pertandingan semakin panas.
Perkelahian dan provokasi mewarnai sisa pertandingan, membuat laga berakhir dengan atmosfer panas. Chelsea tetap menjaga ketenangan hingga peluit akhir dibunyikan.
Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, bahkan mengaku tak menyadari adanya insiden pascalaga karena sedang memberi selamat kepada para pemain PSG. “Saya sedang menyalami pemain PSG, jadi saya tidak melihat kejadian itu,” ujar Maresca singkat.
Chelsea Hancurkan Rekor PSG Sejak Awal Laga
Chelsea tampil dominan sejak menit pertama pertandingan. Cole Palmer langsung mengancam lewat sepakan kaki kiri di menit ketujuh yang nyaris membuahkan gol.
Setengah jam pertandingan berjalan, Palmer mencetak dua gol yang mengunci dominasi The Blues. PSG tampak kesulitan merespons tekanan tinggi dari Chelsea.
“Beginilah sepak bola kadang berjalan,” ujar Enrique dalam bahasa Prancis.
“Saya perlu melihat rekaman ulang untuk menganalisis secara menyeluruh apa yang terjadi, tapi mereka memulai laga dengan tekanan agresif dan kami kesulitan mengimbanginya.
"Setelah itu kami sempat punya peluang mencetak gol, tapi tampaknya takdir berkata lain,” tutup Enrique.