Liputan6.com, Jakarta - Paris Saint-Germain (PSG) dikenal karena strategi mereka yang brilian. Mereka mengandalkan pressing dan membuat lawan susah untuk membangun serangan. Karena itu, tak heran jika anak asuh Luis Enrique bisa mendapatkan treble di musim kemarin.
Pasukan Les Parisiens pandai bereaksi cepat dalam sebuah pertandingan. Saat pertandingan final Piala Dunia Antarklub 2025 menghadapi Chelsea akhir pekan lalu, banyak orang mengira PSG mampu untuk keluar dari tekanan dan membalas gol-gol yang terlebih dulu dilesatkan skuad The Blues.
Sayangnya, reaksi yang ditunggu tak pernah datang, bahkan hingga pertandingan berakhir. Mereka meninggalkan MetLife Stadium dengan medali perak dan kepala yang tertunduk lesu.
Namun, kekalahan tak serta merta membuat tim asal ibu kota Prancis tersebut terbenam. Mereka masih jadi yang terbaik di dunia, meskipun dengan segala kekurangannya. Pertandingan kemarin adalah sebuah evaluasi yang selama ini luput mereka benahi.
Lini Serang PSG Masih yang Terbaik
Kelengkapan lini depan skuad Les Parisiens belum ada yang menandingi. Nama-nama seperti Kvicha Kvaratskhelia, Desire Doue, hingga Ousmane Dembele adalah pilihan terbaik yang bisa sebuah pelatih impikan ada di tim mereka.
Meski tak mampu mencetak satu gol pun melawan Chelsea, koneksi yang telah terbentuk antar pemain depan PSG tetaplah menakutkan. Mereka diyakini akan tetap mengancam pertahanan lawan di musim depan.
Dengan kualitas pemain yang sama bagusnya, Enrique mungkin dapat melihat potensi-potensi lain dari para penyerangnya untuk semakin memaksimalkan peluang.
Tanpa perlu menambah pemain depan, PSG hanya perlu fokus membenahi efisiensi penyelesaian akhir dalam persiapan mereka mengarungi musim 2025/2026.
Pressing Tempo Tinggi Harus Terus Diandalkan
Di bawah asuhan Luis Enrique, Les Parisiens adalah raja pressing Eropa. Taktik mendekatkan diri ke lawan secara ekstrem ini adalah kunci keberhasilan PSG berjaya di berbagai kompetisi pada musim 2024/2025.
Pressing tempo tinggi ala Enrique ini harus tetap dipertahankan di musim depan. Bahkan, para pemain PSG harus lebih sering lagi membuat lawan tidak nyaman memegang bola dibanding apa yang sudah mereka lakukan selama ini.
Tim asal Paris itu tak kekurangan pemain yang siap untuk berlari sepanjang laga. Pemain tengah mereka yang diisi Vitinha, Joao Neves, dan Fabian Ruiz memiliki daya jelajah tinggi dan siap membantu lini serang dan lini pertahanan dengan pergerakan mereka.
Selesaikan Isu di Lini Belakang
Saat ini, fokus utama Enrique harus ditujukan pada pos pertahanan. Meskipun terlihat baik-baik saja, faktor eksternal dapat mengganggu kesiapan klub untuk menghadapi persaingan di musim depan.
Kontrak penjaga gawang andalan Gianluigi Donnarumma tinggal menyisakan satu tahun lagi. Menurut berbagai sumber, negosiasi antara PSG dan sang agen dari pemain masih berlangsung alot.
Masalah lainnya terdapat pada bek tengah mereka. Sang kapten, Marquinhos, sudah memasuki umur 31. Sedangkan, pelapisnya seperti Lucas Beraldo belum cukup matang untuk menjadi benteng terakhir pasukan Les Parisiens.
Luis Enrique perlu menganalisa dan memperbaiki kekurangan yang terjadi di tubuh PSG. Selain itu, diperlukan peran pemain untuk terus bekerja keras untuk dapat mengulangi kesuksesan mereka di musim lalu.