London (ANTARA) - Ratusan ribu demonstran di berbagai negara Eropa menggelar aksi unjuk rasa, Sabtu (9/8) sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, dengan tuntutan diakhirinya serangan Israel terhadap wilayah tersebut.
Warga Inggris di London memenuhi jalan-jalan untuk memprotes serangan tersebut dan menuntut gencatan senjata segera, sebagian bagian dari aksi bertajuk 30th National March for Palestine.
Demonstran yang diperkirakan mencapai ratusan ribu orang tersebut berbaris dari Russell Square menuju Kantor Perdana Menteri Inggris dengan mengusung tema “Hentikan Kelaparan di Gaza.”
Palestine Solidarity Campaign (PSC), salah satu penyelenggara aksi unjuk rasa pro-Palestina berskala nasional, menulis di platform X sebelum aksi bahwa Israel secara sistematis membuat warga Gaza kelaparan hingga meninggal.
“Pemerintah kita harus bertindak untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel,” kata mereka.
Seraya mengibarkan bendera Palestina, para pengunjukrasa meneriakkan berbagai slogan, termasuk yang mengkritik pemerintah Inggris karena dianggap turut terlibat dalam genosida tersebut.
Ratusan orang juga turun ke jalan di Stockholm, Swedia guna memprotes rencana Israel untuk menduduki Kota Gaza.
Para demonstran berkumpul di area Odenplan sambil membawa berbagai spanduk yang mengecam serangan Israel dan dukungan dari Amerika Serikat terhadap Israel. Massa kemudian berbaris menuju Kementerian Luar Negeri Swedia.
Kabinet Keamanan Israel sebelumnya telah menyetujui rencana pendudukan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk menduduki Gaza, yang ditentang luas, Jumat (8/8) pagi.
Aksi serupa turut digelar di Amsterdam, Belanda, yang memprotes rencana pendudukan dan mengancam dukungan negara-negara Barat terhadap Israel. Mereka juga menuntut pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa batas ke Gaza dilakukan sesegera mungkin.
Kementerian Kesehatan Gaza, Jumat (8/8) mengungkapkan bahwa 21 warga Palestina tewas dan lebih dari 341 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir saat mencoba mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Sehingga, jumlah warga Palestina yang terbunuh saat mencari bantuan sejak 27 Mei naik menjadi 1.743 orang, dengan lebih dari 12.590 lainnya terluka.
Kementerian Gaza juga menyampaikan bahwa 11 orang, termasuk anak-anak, telah meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir. Jumlah korban tewas akibat kelaparan kini mencapai 212 orang, termasuk 98 anak-anak, seiring dengan semakin memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut.
Tak hanya itu, sejumlah aksi solidaritas juga digelar di Spanyol, termasuk di Madrid, dengan memprotes serangan Israel dan kelaparan di Gaza
Para peserta aksi di Madrid mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Akhiri genosida”. Massa lainnya memukul panci dan wajan sebagai bentuk protes terkait kelaparan yang terjadi di Gaza.
Ribuan demonstran juga berkumpul di Jardin Anglais, Jenewa, untuk memprotes kematian akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza yang disebabkan oleh blokade Israel.
Kerumunan tersebut menggelar aksi duduk sambil meneriakkan protes dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Arab.
Dengan membawa bendera Palestina, para peserta juga memukul panci dan wajan untuk meningkatkan kesadaran mengenai kelaparan yang terjadi di Gaza. Massa juga menuntut diakhirinya dukungan internasional terhadap penindasan Israel terhadap rakyat Palestina.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Korban tewas kelaparan di Gaza tembus 212, hampir separuhnya anak-anak
Baca juga: Afsel kecam penggunaan kelaparan massal sebagai senjata Israel di Gaza
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.