
SEBANYAK 580 pendaki yang sempat terjebak di sekitar Gunung Everest akibat badai salju hebat akhirnya berhasil diselamatkan di wilayah Tibet, menurut laporan media pemerintah Tiongkok, CCTV, Selasa (7/10).
Ratusan wisatawan itu telah tiba di kota kecil Qudang dan wilayah sekitarnya bersama sekitar 300 pemandu lokal, penggiring yak, dan staf pendukung lainnya. Sementara itu, satu kelompok terakhir yang berisi sekitar 10 pendaki masih dalam perjalanan menuju Qudang, namun telah mencapai titik pertemuan darurat yang dilengkapi dengan peralatan pemanas, oksigen, dan pasokan medis.
Para pendaki sempat terperangkap di ketinggian lebih dari 4.900 meter setelah salju tebal menutupi jalur di lereng timur Everest selama akhir pekan. Badai salju tersebut melanda saat libur panjang Golden Week di Tiongkok.
Biasanya, bulan Oktober dikenal sebagai waktu ideal untuk mendaki di kawasan Himalaya karena cuacanya cerah dan bersuhu sejuk. Namun, cuaca ekstrem kali ini datang tanpa peringatan dan membuat banyak pemandu gunung tidak siap.
Hipotermia
Seorang pendaki berpengalaman, Dong Shuchang, 27, mengatakan kepada BBC beberapa anggota rombongannya menunjukkan gejala hipotermia. “Saya sudah lebih dari selusin kali ke Himalaya, tapi belum pernah menghadapi badai seburuk ini,” ujarnya.
Rekan satu timnya, Chen Geshuang, menuturkan bahwa saat mereka mulai turun pada Minggu, ketebalan salju sudah mencapai sekitar satu meter. “Kami semua pendaki berpengalaman, tapi badai ini benar-benar sulit dihadapi. Saya sangat beruntung bisa selamat,” katanya.
Upaya penyelamatan besar-besaran segera dilakukan dengan melibatkan polisi, pemadam kebakaran, dan ratusan relawan lokal dari Tibet. Seorang pendaki lain mengaku suaminya hampir tidak tidur selama badai karena khawatir tenda mereka akan tertimbun salju.
Di wilayah pegunungan lain di Provinsi Qinghai, Tiongkok bagian barat, satu pendaki dilaporkan meninggal akibat hipotermia dan penyakit ketinggian. Sementara 137 lainnya berhasil dievakuasi.
Sementara itu di Nepal, wilayah selatan Tibet, hujan deras memicu banjir dan tanah longsor yang menewaskan lebih dari 50 orang. Hal itu memperlihatkan betapa ekstremnya kondisi cuaca di kawasan Himalaya pekan ini. (BBC/Z-2)