Liputan6.com, Jakarta Memahami siklus menstruasi penting untuk kesehatan reproduksi dan perencanaan kehamilan. Salah satu hal krusial adalah mengetahui kapan fase ovulasi selesai agar peluang pembuahan bisa diprediksi. Mengenali tanda ovulasi berakhir membantu wanita lebih sadar terhadap ritme tubuhnya.
Tanda ovulasi berakhir biasanya terlihat dari perubahan lendir serviks, suhu tubuh basal, dan gejala fisik tertentu. Dengan memperhatikan indikator ini, wanita bisa lebih tepat menentukan waktu subur dan memahami kondisi hormonalnya secara menyeluruh.
Pencatatan rutin tanda ovulasi berakhir juga memudahkan prediksi siklus menstruasi berikutnya. Hal ini memberi kontrol lebih terhadap tubuh, membantu perencanaan kehamilan, dan menjaga kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Mengutip buku berjudul Solusi Problem Wanita Dewasa (2005) oleh Dini Kasdu, ovulasi adalah pematangan sel telur yang ditandai dengan pecahnya folikel. Sebelum ovulasi, untuk terjadi pembuahan, sel telur juga harus berkembang.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang tanda ovulasi berakhir yang penting untuk diketahui, Kamis (25/9/2025).
Tanda Ovulasi Berakhir
Ovulasi sangat erat hubungannya dengan masa subur. Ovulasi adalah inti dari masa subur. Menurut Indarti (2011) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Journal for Quality in Women's Health Vol. 3 No. 1 Maret 2020, masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.
Masa subur sangat berarti bagi mereka yang menginginkan kehamilan dan bagi yang menunda kehamilan. Bagi yang menginginkan kehamilan, masa subur biasa dijadikan patokan untuk melakukan hubungan seksual karena saat ini ovulasi sedang tejadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar. Sedangkan bagi yang mau menunda kehamilan, masa subur merupakan masa yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Berikut ini tanda ovulasi berakhir:
1. Memasuki Fase Luteal
Setelah ovulasi selesai, tubuh masuk ke fase luteal yang berlangsung sekitar 12–16 hari. Fase ini penting karena tubuh mulai menyiapkan kondisi optimal untuk kemungkinan kehamilan. Durasi fase luteal yang konsisten menandakan hormon dalam tubuh bekerja dengan baik dan siklus menstruasi sehat.
2. Pembentukan Korpus Luteum
Folikel yang melepaskan sel telur berubah menjadi korpus luteum, sebuah struktur sementara yang memproduksi hormon progesteron. Progesteron ini sangat vital untuk menebalkan dinding rahim dan membuatnya siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Tanpa korpus luteum yang berfungsi baik, peluang implantasi akan menurun.
3. Peningkatan Progesteron
Hormon progesteron meningkat secara signifikan selama fase luteal. Kenaikan hormon ini membuat lapisan endometrium semakin tebal dan kaya nutrisi, sehingga rahim siap mendukung pertumbuhan embrio jika pembuahan terjadi. Progesteron juga memengaruhi beberapa gejala fisik, termasuk peningkatan suhu tubuh dan perubahan lendir serviks.
4. Penurunan Estrogen
Setelah ovulasi, kadar estrogen yang sebelumnya tinggi untuk memicu pelepasan sel telur mulai menurun secara bertahap. Penurunan ini menandai bahwa masa subur telah berlalu dan hormon progesteron mulai mendominasi. Pergeseran hormon ini penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dalam fase pasca-ovulasi.
5. Perubahan Lendir Serviks
Lendir serviks yang awalnya bening, encer, dan licin berubah menjadi lebih kental, lengket, atau bahkan kering. Perubahan ini membuat sperma sulit masuk ke rahim, menandakan bahwa masa subur telah selesai. Memperhatikan lendir serviks adalah cara alami untuk mengetahui ovulasi berakhir.
Tanda Ovulasi Berakhir
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Penelitian Perawat ProfesionalVolume 5 Nomor 1, Februari 2023, menstruasi terdiri dari tiga fase: fase folikuler (sebelum sel telur dilepaskan), fase ovulasi (sel telur dilepaskan), dan fase luteal (setelah sel telur dilepaskan). Menstruasi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ovulasi. Ketika ovulasi teratur, siklus menstruasi teratur.
Berikut ini tanda lainnya ovulasi berakhir:
6. Posisi dan Tekstur Serviks Kembali Normal
Selama ovulasi, serviks cenderung lebih tinggi, lembut, dan sedikit terbuka. Setelah ovulasi berakhir, serviks kembali ke posisi lebih rendah, terasa lebih keras, dan tertutup rapat. Perubahan ini menandakan tubuh telah memasuki fase luteal dan mempersiapkan rahim untuk kemungkinan kehamilan.
7. Peningkatan Suhu Basal Tubuh (SBT)
Suhu basal tubuh sedikit meningkat setelah ovulasi dan tetap tinggi hingga menstruasi berikutnya. Kenaikan ini disebabkan efek termogenik progesteron dan bisa digunakan sebagai indikator alami bahwa ovulasi telah terjadi dan fase subur telah berakhir.
8. Hilangnya Nyeri Ovulasi (Mittelschmerz)
Nyeri ringan atau kram di area perut bawah yang biasanya muncul saat ovulasi akan berkurang atau hilang. Hilangnya nyeri ini menjadi tanda jelas bahwa sel telur telah dilepaskan dan tubuh memasuki fase pasca-ovulasi.
9. Perubahan Gairah Seksual dan Gejala Lain
Beberapa wanita merasakan gairah seksual menurun atau gejala lain yang muncul saat ovulasi, seperti payudara terasa lebih sensitif, mulai berkurang. Penurunan gejala ini menunjukkan tubuh sudah memasuki fase luteal dan masa subur telah berakhir.
Apa yang Terjadi Setelah Ovulasi Berakhir?
Berikut ini penjelasan fase ovulasi:
Menurut Nuranna et al., (2018) masih mengutip kajian Jurnal Penelitian Perawat Profesional Volume 5 Nomor 1, Februari 2023, fase ovulasi biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah fase folikuler. Fase ini merupakan pertengahan siklus menstruasi, dan periode berikutnya dimulai sekitar 2 minggu kemudian. Peristiwa berikut terjadi selama ovulasi:
1) Peningkatan estrogen dari folikel dominan memicu ...