
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membantah isu dan temuan terkait dapur fiktif di sejumlah titik. Menurutnya, istilah itu muncul lantaran ada dapur yang telah terdaftar namun belum dalam tahap pembangunan.
"Bukan dapur fiktif. Jadi bukan fiktif, tapi ada yang sudah booking tempat tapi belum ada pembangunan," kata dia kepada pewarta di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (12/8).
Dadan menuturkan, dapur yang fisiknya tak ditemui itu lantaran masih dalam tahap proses setelah melakukan pendaftaran dan mengajukan lokasi. "Jadi kan untuk proses menjadi mitra itu kan mereka mengajukan titik lokasi pembangunan," kata Dadan.
"Kami sudah sebarkan 14 ribu SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) yang sudah lulus dari pendidikan batch III dan kemudian mereka melaporkan ada yang sudah dibangun, ada yang belum," tambahnya.
Adapun sejauh ini penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menembus 15 juta orang dan dilayani oleh 5.103 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). SPPG merupakan mitra dari program MBG, di antaranya ialah TNI, Kepolisian, BIN, NU, Muhammadiyah, Kadin Indonesia, dan lainnya.
Para SPPG tersebut berkontribusi dalam menyediakan sarana pelayanan program tersebut yang diperkirakan telah mencapai Rp28 triliun. "Itu bukan uang APBN, tetapi uang mitra. Jadi kalau di daerah-daerah toko bangunan kebanjiran, pembelian bahan baku membangun SPPG itu murni uang mitra," kata Dadan.
"Jadi MBG sendiri sampai sekarang baru menyerap Rp8,2 triliun (dari APBN) yang difokuskan untuk memberi intervensi gizi," sambungnya. (E-4)