Liputan6.com, Jakarta Dalam postingan Instagram, supermodel Bella Hadid mengunggah serangkaian foto yang memperlihatkan dirinya terhubung dengan peralatan medis.
“Maaf aku sering menghilang, aku sayang kalian,” tulisnya dalam keterangan unggahan tersebut.
Dilansir dari NBC News, sang ibu, Yolanda Hadid, turut membagikan potret dirinya tengah memeluk Bella di ruang perawatan, sambil menyebut perjuangan putrinya membuatnya merasa tak berdaya.
“Melihat Bella berjuang dalam diam telah memotong inti terdalam dari keputusasaan di dalam diri saya,” tulis Yolanda, mantan bintang Real Housewives of Beverly Hills.
Ia menyebut kondisi itu sebagai ‘disabilitas tak kasat mata’ yang sulit dipahami banyak orang. Ia seraya memuji putrinya yang tak kenal lelah dan berani menghadapi penyakit kronis.
Bella Hadid diketahui pertama kali menerima diagnosis Lyme disease pada 2013. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh bakteri Borrelia yang ditularkan melalui gigitan kutu.
Menurut Central of Disease Control (CDC), gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, kelelahan, hingga ruam kulit, namun penyebab mengapa dampaknya bisa berkepanjangan masih menjadi perdebatan medis.
Apa Itu Lyme Disease?
Dilansir dari Mayo Clinic, Lyme disease adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Borrelia, biasanya ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Penyakit ini umum ditemukan di Amerika Serikat bagian utara dan timur, serta di beberapa wilayah Eropa dan Kanada.
Seseorang bisa berisiko tertular jika sering berada di daerah berhutan, bersemak, atau berumput tinggi. Ini menjadi tempat kutu pembawa bakteri ini berkembang biak.
Gejala penyakit ini bervariasi dan muncul bertahap. Pada tahap awal (3 sampai 30 hari setelah gigitan), penderita dapat mengalami ruam khas berbentuk lingkaran seperti ‘bull’s-eye’, disertai demam, kelelahan, sakit kepala, serta nyeri otot dan sendi.
Jika tidak segera diobati, gejala bisa berkembang menjadi lebih serius, seperti gangguan saraf wajah, detak jantung tidak teratur, hingga nyeri saraf. Pada tahap lanjut, penyakit ini bisa memicu radang sendi kronis, khususnya di lutut.
Gejala Lyme Disease
Lyme disease kerap menimbulkan gejala berkepanjangan bahkan setelah pengobatan. Kondisi ini dikenal sebagai post-treatment Lyme disease syndrome (PTLDS). Meski begitu, istilah ‘chronic Lyme disease’ masih diperdebatkan di dunia medis.
Beberapa orang dengan penyakit Lyme melaporkan gejala yang terus berlanjut setelah perawatan. Gejala-gejala ini meliputi:
- Sakit tubuh dan nyeri.
- Kelelahan yang intens atau sering.
- Keluhan memori.
Pencegahan Lyme Disease
Cara paling efektif untuk mencegah penyakit Lyme adalah dengan menghindari gigitan kutu saat beraktivitas di luar ruangan. Semprotkan pakaian luar, sepatu, tenda, serta perlengkapan berkemah dengan penolak serangga yang mengandung 0,5% permethrin.
Gunakan pakaian berwarna terang agar kutu lebih mudah terlihat jika menempel di pakaian. Setelah kembali, segera mandi untuk membantu menghilangkan kutu yang mungkin masih menempel pada tubuh atau pakaian.
Saat membersihkan diri, gunakan cermin untuk memeriksa seluruh bagian tubuh secara menyeluruh. Perhatikan area yang sering luput dari perhatian, seperti ketiak, rambut dan garis rambut, telinga, pinggang, lipatan paha, belakang lutut, serta di dalam pusar.
Kapan Harus Menemui Dokter
Kebanyakan orang yang terkena penyakit Lyme tidak menyadari pernah digigit kutu. Hal ini karena banyak gejalanya mirip dengan kondisi medis lain.
Segera temui tenaga medis jika Anda mengalami gejala penyakit Lyme. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan peluang pemulihan.
Jika Anda mengetahui pernah digigit kutu atau berada di area yang berisiko, perhatikan gejala yang muncul. Jika gejala mulai terasa, segera konsultasikan ke penyedia layanan kesehatan Anda.