Liputan6.com, Jakarta - Pemengaruh atau influencer tak boleh membuat konten sembarangan apalagi terkait kesehatan.
Dokter spesialis gizi klinik, Metta Setyani menyampaikan, konten kesehatan perlu menyampaikan data berbasis bukti (evidence-based) sehingga disebut sebagai evidence-based content. Artinya, bukan karangan atau mitos belaka tapi menyertakan bukti ilmiah atau hasil penelitian.
“Sebagai content creator khususnya di bidang gizi dan kesehatan, kita perlu berhati-hati dalam membuat konten edukasi kesehatan,” kata Metta.
Dia menambahkan, konten kesehatan harus bersumber dari jurnal penelitian medis yang kredibel.
“Tidak overclaim, dan jangan sampai dianggap oleh audiens di media sosial sebagai medical advice. Jangan sampai kita malah memperluas penyebaran hoaks kesehatan apalagi sampai menimbulkan ketakutan di dunia digital,” pesan Metta dalam pelatihan Danone Indonesia Creator Connect 2025 di Jakarta pada 29 September.
Dia setuju bahwa di era digital, media sosial menjadi ruang utama penyebaran informasi gaya hidup sehat. Namun, tantangan misinformasi dan hoaks masih menjadi ancaman nyata.
Maka dari itu, ia mendukung program pelatihan intensif bagi 35 kreator muda terpilih. Program ini bertujuan membekali mereka dengan pengetahuan gizi, keterampilan komunikasi, dan etika digital agar mampu menjadi trusted voice (suara terpercaya) di bidang gizi dan kesehatan.
Serap Pengalaman Kreator Besar
Selama dua hari, para peserta diajak mengikuti kelas bersama dengan narasumber kredibel di bidang gizi dan kesehatan yaitu dr. Metta Satyani, Sp.GK dan dr. Cut M.Gizi, SpGK, FINEM, AIFO-K,CSNC, CHt.
Ada pula ahli dalam pembuatan konten yaitu Jovial da Lopez selaku Chief Creative Officer Narasi dan Marcella Eteng.
Sebagai mentor, Jovial dalam kelasnya memaparkan perjalanan dirinya sebagai kreator dan sharing bagaimana para peserta dapat meningkatkan potensi mereka sebagai kreator,
“Setiap konten adalah ekstensi dari diri para kreator, sebagai kreator kita perlu mengabaikan segala noises (kebisingan) dan demons (hasutan) yang menghalangi dan berfokus untuk mencari ‘YOU’ dari dalam diri kita,” katanya dalam pelatihan itu.
Tantangan Membuat Konten Gizi
Setelah mendapatkan kelas, para peserta diberikan tantangan untuk membuat konten gizi dan gaya hidup sehat yang kredibel dan kreatif, dibimbing langsung oleh Jovial da Lopez.
Pada akhir program, seluruh peserta akan dinilai berdasarkan hasil konten yang diproduksi dan dipilih dua pemenang untuk kategori pemenang utama dan pemenang favorit.
Citra Tanani selaku Pemenang Utama menjelaskan bagaimana program ini sangat berarti bagi dirinya sebagai kreator konten di bidang gizi.
“Senang sekali bisa ikut serta dan membuat konten 'Lapar Asli vs Lapar Palsu' yang ternyata begitu relate dengan banyak orang. Awalnya hanya ingin berbagi sesuatu yang sederhana, tapi ternyata bisa memberi dampak dan bahkan memicu banyak pertanyaan dari penonton,” kata Citra.
“Pengalaman ini bikin aku semakin semangat untuk terus membuat konten gizi yang bukan hanya informatif dan aplikatif, tapi juga membantu lebih banyak orang sadar pentingnya pola makan sehat yang berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara, Novi Karyanti selaku Pemenang Konten Terfavorit mengatakan bahwa acara ini bukan cuma soal kompetisi.
“Tapi lebih ke momen belajar bareng, ketemu teman-teman kreatif, dan dapat banyak insight tentang gizi yang bisa dibikin fun dan relate banget sama anak muda.”
“Jadi pemenang bikin aku makin termotivasi untuk membuat konten yang tidak hanya seru dilihat, tapi juga impactful dan bikin anak muda lebih peduli sama hidup sehat. Harapannya, setelah acara ini, aku bisa konsisten jadi kreator yang terus nyebarin informasi yang positif, inspiratif, dan bikin isu gizi terasa dekat sama kita semua,” harap Novi.
Langkah Baik untuk Jadi Kreator Sukses
Melihat hasil kreasi para peserta, Jovial mengaku senang dan memberikan apresiasi.
“Saya sangat senang melihat seluruh konten dari para peserta, terlihat bahwa setiap konten dari para kreator dibuat dengan arah dan tujuan yang jelas. Saya percaya ini menjadi langkah yang sangat bagus bagi para kreator untuk semakin sukses sebagai kreator,” ujar Jovial.
Sementara itu, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sujianto menjelaskan bahwa pihaknya menyadari betapa pentingnya peran Gen Z sebagai garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat. Dan menjadi garda terdepan dalam membangun kesadaran mengenai pentingnya peran aktif masyarakat untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia.
“Kami ingin mendukung para content creator untuk menjadi trusted voice yang dapat menyuarakan informasi gizi dan kesehatan di tengah maraknya misinformasi di media sosial,” kata Vera.