Liputan6.com, Jakarta - Penyakit seperti diabetes, asam urat, dan kolesterol tinggi sering kali berkembang diam-diam tanpa gejala awal yang jelas. Banyak orang baru menyadari kondisinya setelah mengalami keluhan serius. Padahal, deteksi dini dapat mencegah komplikasi berbahaya.
Kolesterol tinggi, misalnya, kerap tidak terasa gejalanya. Tanpa pemeriksaan, seseorang bisa saja memiliki kadar kolesterol di atas batas normal, yang berisiko memicu penyakit jantung dan stroke. Pemeriksaan kolesterol lengkap biasanya mencakup:
- Kolesterol total : Jumlah keseluruhan kolesterol dalam darah.
- Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) : Kolesterol 'jahat' yang memicu penumpukan plak di arteri.
- Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) : Kolesterol 'baik' yang membantu membersihkan LDL dari pembuluh darah.
- Trigliserida : Lemak darah yang kadarnya meningkat akibat pola makan buruk, kurang olahraga, atau gangguan metabolik.
Menurut American Heart Association, pemeriksaan kolesterol idealnya dilakukan pertama kali pada anak umur 9 s.d 11 tahun, diulang pada umur 17 s.d 21 tahun, dan setiap empat sampai enam tahun sekali bagi orang dewasa sehat.
Namun, jika memiliki faktor risiko seperti obesitas, diabetes, merokok, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung, pemeriksaan perlu lebih sering.
Cek Kolesterol, Diabetes, dan Asam Urat dari Rumah
Asam urat juga menjadi masalah yang banyak dialami masyarakat Indonesia, sering dipicu pola makan tinggi purin dan kurangnya aktivitas fisik. Kadar asam urat tinggi dapat menyebabkan nyeri sendi, peradangan, hingga batu ginjal.
Sementara itu, diabetes adalah salah satu penyakit kronis dengan jumlah penderita yang terus meningkat. Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah, saraf, dan organ vital lainnya.
Kini, memeriksa gula darah, asam urat, dan kolesterol tak lagi harus repot ke laboratorium. Sebuah perangkat tes kesehatan 3-in-1 resmi diluncurkan di Jakarta, mampu mengukur ketiga parameter penting tersebut hanya dengan satu alat yang praktis digunakan di rumah dan memberikan hasil akurat.
Acara peluncuran yang berlangsung di Hotel Westin Jakarta ini dihadiri 180 perwakilan distributor serta tokoh industri medis. Kehadirannya diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam memantau kesehatan secara mandiri.
Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Tinggi
General Manager Indonesia, Sun Hongqi, mengungkapkan target ambisius untuk pemasaran perangkat ini.
"Target kami tahun ini adalah mendistribusikan perangkat ke 10.000 toko offline dan menjual 60.000 unit. Dalam 3–5 tahun ke depan, kami ingin menjadi pemain utama dalam deteksi penyakit kronis di Indonesia," ujarnya.
Perangkat ini dilengkapi teknologi 16 elektroda anti-interferensi dan telah memenuhi standar internasional ISO 15197:2015. Keunggulannya tidak hanya pada akurasi hasil, tetapi juga kemudahan penggunaan, sehingga dapat digunakan oleh berbagai kalangan.
Pemilik apotek di Medan, Susanti, yang ikut merasakan dampak positif dari kehadiran perangkat ini, mengatakan,"Jumlah penderita diabetes di Indonesia tinggi, tetapi tingkat kesadaran masih rendah. Setelah kami mempromosikan alat tes tanpa kode ini, penjualan di apotek meningkat pesat."
Selain perangkat tes 3-in-1, juga diperkenalkan Continuous Glucose Monitoring (CGM) bernama iCan i6. Perangkat ini dapat digunakan hingga 15 hari tanpa tusuk jari, memiliki desain tipis ±2 gram, dan pemasangan sekali langkah yang praktis.
Dengan kemudahan tersebut, masyarakat kini dapat melakukan pemeriksaan rutin di rumah tanpa mengganggu aktivitas harian.
Deteksi dini menjadi lebih cepat, sehingga langkah pencegahan dapat segera dilakukan sebelum penyakit berkembang menjadi komplikasi serius.