Ulan-Ude Rusia (ANTARA) - Gunung berapi Klyuchevskoy di wilayah Kamchatka, Rusia, kembali meletus dan menyemburkan abu vulkanik hingga ketinggian 7,5 kilometer di atas permukaan laut.
Letusan tersebut berpotensi mengganggu lalu lintas udara, demikian pernyataan Institut Vulkanologi dan Seismologi dari Cabang Timur Jauh Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada Senin.
"Pada pukul 15:55 waktu setempat (10:55 WIB), letusan mengangkat abu dari Gunung Klyuchevskoy hingga ketinggian 7,5 kilometer di atas permukaan laut dengan sebaran abu vulkanik membentang sejauh 50 kilometer ke arah timur laut dari gunung,” kata akademi tersebut.
“Kode warna penerbangan: oranye. Aktivitas gunung ini berbahaya bagi penerbangan lokal maupun internasional,” tambahnya.
Ini menandai letusan abu kedua dari gunung berapi tersebut pada Senin. Letusan sebelumnya, yang tercatat beberapa jam sebelumnya, mencapai ketinggian 6,5 kilometer.
Pada 2 Agustus, cabang regional Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan adanya semburan abu dari gunung berapi aktif yakni Klyuchevskoy, Shiveluch, Karymsky, Bezymianny, dan Kambalny dengan ketinggian antara enam hingga 10 kilometer.
Wisatawan dan penduduk Kamchatka diimbau untuk menghindari perjalanan dan pendakian dalam radius 10 kilometer dari puncak gunung-gunung berapi tersebut.
Pada 30 Juli, gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka yang menjadi gempa terkuat di wilayah tersebut sejak tahun 1952.
Gunung Berapi Klyuchevskoy memiliki ketinggian 4.850 meter di atas permukaan laut dan terletak di distrik Ust-Kamchatsky, Kamchatka. Letusan sebelumnya tercatat pada April 2025.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Gunung Klyuchevsky di Rusia lontarkan abu setinggi 6.000 meter
Baca juga: Gempa Kamchatka 2025 dan kesiapsiagaan mitigasi bencana Indonesia
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.