Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 25 September, dunia memperingati Hari Farmasi Sedunia atau World Pharmacists Day. Momentum ini pertama kali hadir pada tahun 2009, diresmikan oleh International Pharmaceutical Federation (FIP).
Dilansir dari situs resmi FIP, tahun ini FIP mengangkat tema 'Think Health, Think Pharmacist' yang telah diumumkan pada tanggal 7 Juli 2025.
Memasuki tahun ke-16, tujuannya tetap sama, yaitu merayakan profesi farmasi di seluruh dunia serta memperkuat kontribusi pentingnya sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Presiden FIP, Paul Sinclair, mengatakan, apoteker tetap menjadi kunci di tengah berbagai tantangan yang muncul.
"Seiring dunia menghadapi meningkatnya permintaan layanan kesehatan, ketidakpastian ekonomi, dan meningkatnya ancaman seperti resistensi antimikroba dan perubahan iklim, apoteker tetap menjadi kunci dalam memastikan perawatan yang aman, hemat biaya, dan mudah diakses,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sinclair menjelaskan bahwa apoteker telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem kesehatan.
Peran Penting Apoteker
Peran apoteker bukan sekadar meracik obat. Sinclair menyebut beberapa peran lain yang dijalankan oleh apoteker, meliputi edukasi dan evaluasi.
"Dari peningkatan literasi kesehatan dan pemberian vaksinasi hingga memastikan keamanan penggunaan obat, apoteker merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem kesehatan kita, terutama di komunitas yang kurang terlayani," ujarnya.
Lebih lanjut, Sinclair menegaskan bahwa apotek tanpa apoteker merupakan ancaman bagi kesehatan.
Dinamika dunia yang menyebabkan kekurangan tenaga kerja serta tekanan keuangan di banyak negara telah membuat tren menyedihkan di bidang penyediaan tenaga kesehatan.
Kekurangan tersebut menyebabkan terkadang tenaga non-profesional akhirnya mengisi peran apoteker.
"Langkah-langkah picik seperti itu mengancam keselamatan, kualitas, dan efisiensi perawatan. Berinvestasi pada apoteker terlatih bukan hanya merupakan pengeluaran yang lebih cerdas, tetapi juga komitmen untuk membangun kepercayaan publik dan hasil yang lebih baik," kata Sinclair.
Sejarah Hari Farmasi
Hari Apoteker Sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 September pertama kali ditetapkan oleh Dewan FIP pada Kongres Farmasi dan Ilmu Farmasi Dunia pada tahun 2009 di Istanbul, Turki.
Ditetapkannya tanggal 25 September sebagai Hari Farmasi Dunia karena tanggal tersebut bersamaan dengan berdirinya FIP pada tanggal yang sama di tahun 1912.
Setiap tahunnya, tema Hari Farmasi Dunia ditentukan oleh Biro FIP. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk mendorong kegiatan yang mempromosikan dan mengadvokasi peran apoteker dalam meningkatkan kesehatan di seluruh dunia.
Selain itu, kampanye dari FIP juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pembuat kebijakan dan masyarakat tentang kebutuhan mendesak untuk mengintegrasikan apoteker sepenuhnya ke dalam strategi kesehatan.
Sinclair, menyebut, Hari Farmasi Sedunia pada tahun 2025 merupakan kesempatan bagi suara persatuan untuk didengar dengan lantang dan jelas.
"Mari kita manfaatkan momen ini untuk menunjukkan nilai yang dibawa apoteker setiap hari – dan untuk menyerukan investasi dalam peran vital mereka, sekarang dan di masa depan," kata Sinclair.
Tema Hari Farmasi Sedunia Satu Dekade Terakhir
2025: “Think Health, Think Pharmacist”
2024: "Pharmacists: Meeting Global Health Needs"
2023: "Pharmacy strengthening health systems"
2022: "Pharmacy united in action for a healthier world"
2021: "Pharmacy: Always Trusted for Your Health"
2020: "Transforming Global Health"
2019: "Safe and effective medicines for all"
2018: “Pharmacists: Your medicines experts"
2017: "From research to healthcare: Your pharmacist is at your service"
2016: "Pharmacists: Caring for you"
2015: "Pharmacist: Your partner in Health,"