Kecacingan Dapat Berdampak ke Paru, Bisa Keluar Cacing Saat Batuk

Liputan6.com, Jakarta Kecacingan atau cacingan selama ini lebih dikenal menyerang saluran cerna. Namun, kecacingan juga dapat berdampak ke paru seperti disampaikan Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Profesor Tjandra Yoga Aditama.

"Salah satu alat tubuh yang mungkin saja dapat mengalami akibat buruk dari penyakit akibat cacing (kecacingan) adalah paru-paru, walaupun yang utama dan lebih sering terjadi adalah gangguan di saluran cerna," kata Tjandra.

Bila kecacingan sudah sampai ke paru maka bisa menimbulkan gejala diantaranya:

• batuk
• sesak napas
• suara mengi.

"Kalau lebih berat dapat terjadi nyeri dada, batuk darah, batuk keluar cacing," tutur Tjandra dalam pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 21 Agustus 2025.

Meski begitu, Tjandra mengatakan kondisi seperti ini jarang terjadi.

Lebih lanjut, ia menuturkan penyakit yang timbul bila kecacingan sampai ke paru bisa berat, antara lain dalam bentuk pneumonia, cairan di paru (efusi pleura), paru yang kolaps (pneumotoraks).

"Lebih jarang lagi dapat terjadi keadaan yang disebut sindrom Loeffler, hipertensi paru dan bahkan gagal napas dalam bentuk ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)," tuturnya.

.

Untuk mengetahui dampak cacing bisa ke paru maka dapat dilakukan dengan pemeriksaan dahak, bronkoskopi dengan tehnik Bronchoalveolar Lavage (BAL).

Lalu, tentunya pemeriksaan radiologi dalam bentuk ronsen toraks dan atau pemerikaan CT scan seperti disampaikan pria yang juga Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Pengobatan Kecacingan yang Berdampak ke Paru

Tjandra mengatakan pengobatan kecacingan adalah dengan obat antihelmintik, seperti albendazole, mebendazole, dan atau ivermectin.

Selain itu, bakal dilakukan pengobatan simtomatik (berdasarkan keluhan) dan tindakan suportif lainnya.

Bocah tiga tahun bernama Raya asal Sukabumi menjadi sorotan publik usai diketahui meninggal yang diduga karena cacingan. Cacing gelang telah menyebar ke organ penting di tubuh lainnya.

Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dokter Irfanugraha Triputra mengungkapkan cacing ascaris sudah menyebar ke organ vital, seperti paru dan otak.

"Cacingnya sudah banyak sekali di dalam pencernaan dan sudah berukuran besar-besar," kata Irfanugraha kepada wartawan, Rabu, 20 Agustus 2025.

Semasa hidup, Raya berada dalam keluarga dengan keadaan keterbatasan ekonomi. Ibunda Raya merupakan Orang dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ. Sedangkan ayah Raya memiliki penyakit Tuberculosis atau TBC.

Raya sempat ditolong Rumah Teduh & Peaceful Land. Sayang, kondisinya sudah memprihatinkan. Sehingga tak bisa lagi untuk ditolong. Cacing sudah beranak pinak dan bersarang pada tubuh hingga otaknya.

Raya dijemput untuk dibawa ke Rumah Sakit pada 13 Juli 2025 oleh Rumah Teduh.

"Kami dapat berita dari kerabatnya Raya, mereka cuma bilang sakitnya sesak napas," ujar pendiri Rumah Teduh & Peaceful Land Iin Achsien dikonfirmasi pada Selasa 19 Agustus 2025.

Relawannya segera melakukan asesmen di hari yang sama. Saat tiba, kondisi Raya sudah tidak sadarkan diri. Penyakit cacingan akut yang diderita Raya baru diketahui setelah ia dibawa ke RSUD R Syamsudin.

"Kondisinya sudah drop, langsung dimintakan masuk ke PICU (Pediatric Intensive Care Unit)," kata Iin.

Namun, tim Rumah Teduh dihadapkan pada kendala besar. Raya tidak memiliki identitas. Pihak rumah sakit memberikan kesempatan 3x24 jam untuk mengurus BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) agar biaya perawatan bisa ditanggung pemerintah. Tetapi rupanya, proses birokrasi sungguh berbelit-belit.

"Kita langsung ke Disdukcapil, diarahkan ke Dinas Sosial karena orang tuanya ada keterbelakangan mental. Dari sana diarahkan ke Dinas Kesehatan, dan akhirnya Dinas Kesehatan angkat tangan. Waktunya sudah habis 3 hari berturut-turut, tidak ada tanggapan apapun," ucap Iin mengutip News Liputan6.com.

Foto Pilihan