Keracunan Massal MBG Capai 6 Ribu Anak, BGN Tutup SPPG Bermasalah

1 week ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tengah jadi sorotan setelah tercatat lebih dari 6 ribu anak mengalami gangguan pencernaan akibat dugaan keracunan massal. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan pihaknya menutup sementara sejumlah Satuan Penyelenggara Pemberian Gizi (SPPG) yang terbukti melanggar standar operasional prosedur (SOP).

"Dengan data yang saya bagikan, ini data terbaru yang dicetak tadi malam, SPPG per 1 Oktober 2025 ada 10.012. Di akhir September kita punya target 10.000, alhamdulillah ternyata melebihi target 12. Namun, di balik capaian itu, kasus keracunan menjadi sorotan utama," kata Dadan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Menurut Dadan, kasus keracunan massal tercatat sejak Januari 2025 dengan pola penyebaran di tiga wilayah besar. Secara keseluruhan, jumlah anak yang mengalami gangguan pencernaan mencapai lebih dari 6 ribu.

"Kalau dilihat dari sebaran kasus, tercatat di wilayah satu ada 1.307 orang. Wilayah dua ini sudah bertambah total 4.147 orang, kemudian di wilayah tiga ada 1.003 orang," tambahnya.

Pelanggaran SOP Jadi Pemicu Utama

Wilayah dua menjadi penyumbang kasus terbanyak. Di antaranya 15 anak di SPPG Cihampelas, Pasar Rebo, yang seluruhnya berasal dari satu kelas, serta 30 anak di Kadungora yang baru tercatat akhir September.

Sementara itu, wilayah satu dan tiga juga melaporkan ratusan hingga ribuan kasus sejak Februari hingga September 2025. "Di wilayah tiga tercatat ada 17 kasus sejak 13 Januari di Nunukan dengan 90 orang. Lalu 24 Januari di Ujung Bulu ada 4 orang. Bahkan yang terbesar di Banggai dengan jumlah 338 anak terdampak," ujar Dadan.

BGN menilai sebagian besar kasus keracunan dipicu kelalaian SPPG dalam mematuhi SOP, mulai dari pemilihan bahan baku hingga distribusi makanan.

"Kita bisa identifikasi bahwa kejadian rata-rata karena SOP tidak dipatuhi dengan seksama. Misalnya pembelian bahan baku yang seharusnya H-2, ada yang membeli H-4. Proses masak sampai delivery tidak lebih dari 6 jam, optimalnya 4 jam, tapi ada yang sampai 12 jam lebih," kata Dadan.

Standar Baru: Sertifikasi Higienitas dan Keamanan Pangan

Kondisi tersebut membuat risiko kontaminasi meningkat dan memperbesar potensi anak mengalami keracunan. Karena itu, BGN menegaskan penutupan sementara SPPG yang melanggar aturan dilakukan sebagai langkah korektif.

"Dari hal-hal seperti itu, kemudian kita memberikan tindakan kepada SPPG yang tidak mematuhi SOP dan menimbulkan kegaduhan, kita tutup sementara sampai semua proses perbaikan dilakukan," tambahnya.

Sebagai tindak lanjut, BGN memperketat aturan melalui sertifikasi khusus bagi seluruh SPPG. Sertifikasi ini bertujuan memastikan makanan yang disajikan kepada anak-anak benar-benar aman dan higienis.

"Kami sudah membuat peraturan keputusan kepala badan, terkait sertifikasi yang akan kita lakukan di SPPG, yaitu Sertifikasi Laik Higieni dan Sanitasi (SLHS) dari Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan. Selain itu, kami juga menerapkan sertifikasi keamanan pangan berupa HACCP dari Lembaga Independen," ujar Dadan.

Menurutnya, penerapan dua sertifikasi tersebut akan menjadi standar baru yang wajib dipenuhi penyedia layanan MBG.

Dengan demikian, seluruh penyelenggara tidak hanya berorientasi pada jumlah distribusi makanan, tapi juga pada kualitas dan keamanan pangan.

Langkah BGN ke Depan

BGN menargetkan seluruh SPPG yang masih aktif segera melakukan penyesuaian agar kejadian serupa tidak terulang.

Penyelenggara diwajibkan menjalani audit rutin, memperkuat pengawasan distribusi, serta memastikan rantai penyediaan makanan sesuai standar higienitas.

"Dengan adanya sertifikasi higienitas dan keamanan pangan, diharapkan seluruh SPPG dapat benar-benar menjamin makanan yang disajikan aman dan sehat untuk anak-anak penerima manfaat," pungkas Dadan.

Read Entire Article