Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan keprihatinan mendalam atas jatuhnya ribuan anak-anak yang menjadi korban keracunan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).
Piprim mengungkapkan bahwa satu korban keracunan makanan saja sudah hal yang besar apalagi sampai ribuan. Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebut ada 4.711 kasus keracunan terkait MBG per 22 September 2025.
"Sebenarnya, IDAI ingin agar kasus ini dicegah semaksimal mungkin. Satu korban keracunan itu sesuatu yang besar apalagi ribuan," kata Piprim dalam Seminar Media IDAI: Mengenali dan Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak pada Kamis, 25 September 2025.
Piprim mengatakan perlu penanganan sistematis untuk mencegah agar kejadian keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis tidak terjadi.
"Jangan sampai abai terhadap pencegahan keracunan sehingga nauzubillahiminzalik muncul korban jiwa, ini sangat-sangat tidak kita harapkan," lanjutnya.
"Program yang niatnya bagus, niatnya tulus tapi dalam pelaksanaan bisa membuat angka kesakitan dalam hal ini keracunan makanan," kata Piprim.
Beda Keracunan dan Alergi Makanan
Sempat beredar juga bahwa penyebab anak-anak jatuh sakit karena alergi. Terkait itu, Piprim menjelaskan beda antara alergi dan keracunan makanan.
Bila makanan dikonsumsi oleh banyak orang lalu muncul reaksi pada 1-2 anak dengan gejala alergi yang jelas itu bisa mengindikasikan anak alergi makanan tertentu. Namun, kalau terjadi serentak dan massal sesudah makan makanan yang sama, itu bisa dipastikan fenomena keracunan makanan.
"Yang terjadi belakangan itu keracunan makanan bukan alergi makanan," katanya.
Bandung Barat KLB Keracunan MBG
Pemkab Bandung Barat menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) lantaran ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, keracunan MBG.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail, Selasa (23/9/2025) mengatakan, pemberian status KLB dilakukan agar penangannya lebih cepat dan menyeluruh.
Jeje menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bersama instansi terkait tengah melakukan investigasi terhadap dapur yang menyajikan hidangan tersebut.
Pihaknya juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah itu untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi.
"Mulai dari perizinan hingga standarisasi pengelolaan makanan harus kita cek. Kalau memang belum layak, ya kita lakukan perbaikan. Khusus dapur di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk investigasi," ujarnya.
Kasus Keracunan di Cipongkor Capai Seribu
Bukan lagi ratusan tapi menurut Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotima menyebut jumlah korban pada kasus keracunan yang sejak Senin dan Rabu kemarin lebih dari 1.000 korban.
Keracunan MBG di Kalbar
Selain di Bandung Barat, di Kecamatan Benua Kayong, Ketapang, Kalbar, belasan siswa SD mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) dengan menu ikan hiu filet saus tomat, oseng kol dan wortel. Menu makanan tersebut mengeluarkan bau anyir dan lendir pada sayur.
"Baunya agak menyengat," kata Kepala sekolah Dewi Hardina, Selasa (23/09/2025).
Setengah jam usai murid menyantap MBG, ruang kelas berubah jadi arena panik. Anak-anak mengeluh mual. Dari ruang UKS mereka beriring ke puskesmas, lalu ke IGD RSUD dokter Agoesdjam.