Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis mata Artha Latief dari Bethsaida Hospital Gading Serpong mengatakan orangtua kerap tidak menyadari bahwa buah hati mereka mengalami mata minus atau rabun jauh.
“Mata minus pada anak sering kali tidak disadari orang tua. Padahal, bila tidak segera diperiksa, mata minus bisa bertambah dan tidak disadari," kata Artha.
Mata minus terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat pada retina, melainkan di depannya. Akibatnya, benda yang jauh terlihat buram. Kondisi tersebut, kata Artha,bisa mengganggu aktivitas belajar pada anak maupun perkembangannya.
Artha pun menyarankan kepada orangtua untuk memeriksakan mata anak sejak dini sehingga bisa dilakukan penanganan yang tepat bila alami rabun jauh.
Mengenai penyebab, mata minus pada anak dipicu diantaranya kebiasaan terlalu lama menatap layar, kurangnya aktivitas di luar ruangan, atau faktor keturunan.
Ciri-Ciri Anak Mata Minus
Artha juga mengingatkan orangtua untuk lebih peduli dan jeli bila anak memiliki ciri-ciri seperti berikut. Bisa jadi itu merupakan tanda si Kecil mengalami mata minus. Diantaranya:
- Anak sering menyipitkan mata saat melihat jauh.
- Anak sering tampak mengedip-ngedipkan mata terutama sewaktu menggunakan gadget dan atau sedang menonton televisi.
- Sering duduk terlalu dekat dengan layar atau papan tulis.
- Mengeluh sakit kepala atau mata cepat lelah.
- Kesulitan melihat jelas dari jarak jauh.