Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan bahwa larangan tersebut merupakan keputusan presiden usai mendengar keluhan petani dalam beberapa tahun belakangan akibat produksi dalam negeri yang tak terserap pasar.
“Alhamdulilah hari ini atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia khusus (impor) etanol. Kita akan terbitkan lartas. Kemudian singkong kita akan terbitkan lartas tepung tapioka,” kata Amran dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (19/9).
Menurutnya, larangan ini merupakan keberpihakan pada kepentingan petani yang langsung diperintahkan oleh presiden. “Nah, inilah kebijakan yang diambil Bapak Presiden, berpihak kepada petani Indonesia,” tutur Amran.
Ia menjelaskan bahwa dasar hukum lartas kedua komoditas tersebut akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).
Meski saat ini telah ada aturan mengenai impor secara menyeluruh dalam Permendag 16 tahun 2025, Amran belum dapat memastikan apakah beleid tersebut yang akan direvisi atau justru diterbitkan aturan baru terkait lartas kedua komoditas ini. “Dalam bentuk Permendag. Nanti tunggu aja (detailnya),” tambahnya.
Amran juga menegaskan akan segera berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk membahas perumusan beleid tersebut.
“Mudah-mudahan (Permendag) hari ini keluar, paling lambat Senin atau Selasa (minggu depan),” tutur Amran.
Adapun harga tetes tebu yang sebelumnya berada pada level stabil sekitar Rp 2.000 per kilogram (kg), kini mengalami penurunan tajam hingga menyentuh Rp 900 per kg akibat kebijakan pembukaan keran impor etanol.
“Rp 2.000 per kg harga tetes, sekarang sudah turun ke Rp 900 per kg,” kata Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Fatchuddin Rosyidi dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyatakan dalam beberapa waktu terakhir, harga tepung tapioka di tingkat global mengalami penurunan. Ditambah dengan masuknya impor, kondisi tersebut menekan harga singkong di Provinsi Lampung maupun di seluruh Indonesia sehingga para petani mengeluhkan keadaan tersebut.
“Ini sudah dikeluhkan berbulan-bulan dan alhamdulillah ditangkapi oleh Pak Menteri Pertanian juga melalui Pak Presiden untuk segera menutup lartas harga tepung tapioka dari luar, sehingga ini tentunya akan menaikkan harga singkong di Provinsi Lampung dan di seluruh Indonesia,” kata Rahmat.