Pertanian terpadu di pekarangan bisa jadi pendapatan tambahan

2 days ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BBPPMD) Jakarta mengemukakan pertanian terpadu di lahan pekarangan rumah bisa membantu untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga sekaligus sumber pendapatan tambahan.

"Lahan pekarangan merupakan potensi yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Dari sisi khususnya produksi di tingkat rumah tangga," kata Kepala BBPPMD Jakarta, Enirawan, dalam seminar bertema “Potensi Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan” di Jakarta, Kamis.

Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan berbagai jenis usaha tani dalam satu area atau lahan. Jadi, dalam satu lahan terdapat tanaman, ternak, ikan, hingga pengelolaan limbah organik, sehingga kemudian menciptakan siklus yang saling mendukung, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca juga: DKI fokus tingkatkan teknologi pertanian untuk ketahanan pangan

"Memanfaatkan lahan pekarangan secara produktif, tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga tetapi juga sebagai sumber pendapatan tambahan yang dapat menopang ekonomi rumah tangga," ujar Enirawan.

Dia mengatakan, dengan terciptanya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, maka ini bisa memastikan ketahanan pangan, termasuk swasembada pangan dan kemandirian pangan di tingkat daerah, bahkan nasional.

Adapun dalam pertahanan terpadu, dibutuhkan teknologi tepat guna baik dalam bentuk alat, sistem, maupun metode. Tetapi tak perlu yang canggih, melainkan teknologi yang tepat dan berguna, sehingga disebut inovasi teknologi tepat guna.

Dalam kesempatan itu, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Desa dan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Dicky Yosepial mengatakan model pertanian terpadu tak memerlukan lahan yang luas sehingga cocok untuk daerah perkotaan yang minim lahan.

"Tidak perlu lahan luas, yang penting adalah perencanaan yang matang dan penggunaan teknologi tepat guna seperti biopori atau vertikultur," kata dia.

Baca juga: Rano minta setiap wilayah Jakarta punya kampung binaan pangan

Pekarangan bisa ditanami sayuran seperti kangkung, bayam, atau cabai, lalu di sisi lain lahan bisa dibangun kandang sederhana untuk ternak ungas atau kelinci, dan kolam ikan.

"Dengan demikian, satu lahan kecil bisa menghasilkan tiga sumber pangan sekaligus, sayur, daging, dan ikan," ujarnya.

Nantinya, air dari kolam ikan lele atau nila dapat digunakan untuk menyiram tanaman sekaligus menyediakan nutrisi alami. Lalu, limbah dari peternakan ayam atau kambing dapat diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan tanaman.

Sementara sisa hasil panen sayuran bisa menjadi pakan tambahan bagi ternak dan ikan, yang menciptakan simbiosis mutualisme.

Dicky mengatakan, dengan model pertanian keluarga bisa menghemat pengeluaran harian dengan memanen sendiri kebutuhan dasar mereka, bahkan memiliki kelebihan untuk dijual atau dibagikan ke tetangga.

Selain itu, model tersebut mendorong pola konsumsi yang lebih sehat karena bebas dari residu kimia.

Baca juga: Pemerintah ajak warga berpartisipasi aktif perkuat ketahanan pangan

Baca juga: DKI siapkan strategi untuk ciptakan kemandirian ketahanan pangan

Lalu, dalam skala yang lebih besar, apabila banyak rumah tangga menerapkan ini, dampaknya akan signifikan terhadap pengurangan impor pangan dan stabilitas harga di pasar lokal.

"Kunci keberhasilan pertanian terpadu di pekarangan adalah konsistensi dan kemauan untuk memulai dari hal sederhana," katanya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article