Liputan6.com, Jakarta Di Hari Jantung Sedunia, dokter spesialis gizi klinik Yuliyana Kusaeri dari RS EMC Cibitung & Pekayon menjelaskan tentang gizi terbaik untuk mendukung kesehatan jantung.
“Yang terpenting adalah kita menjaga asupan itu benar-benar seimbang yang mana kebutuhan setiap individu pasti beda-beda, antar gender, antar aktivitas juga akan berbeda tentunya,” kata Yuliyana dalam Healthy Monday Memperingati Hari Jantung Sedunia bersama EMC di Jakarta pada Senin (29/9/2025).
Terkhusus untuk jantung, Yuliyana mengatakan ada bebrapa nutrien spesifik yang memiliki manfaat baik yakni Omega-3 dan asam folat.
Konsumsi Omega-3 perlu ditingkatkan untuk menurunkan potensi reinflamasi yang mungkin terjadi pada pengidap penyakit jantung atau orang yang berisiko mengalami penyakit jantung.
“Misalnya ada faktor risiko dari diabetes, itu kan sudah ada inflamasi, peradangan yang harus kita tangani. Berarti makanan sumber yang sifatnya Omega-3 perlu kita munculkan,” kata Yuliyana.
Sementara, asam folat berfungsi memengaruhi kadar homosistein (asam amino dalam tubuh yang dihasilkan saat memecah protein) sehingga kondisi pembuluh darah menjadi lebih baik lagi.
Selain itu, konsumsi kalium juga menjadi penting karena dapat menyeimbangan kadar sodium yang ada di dalam darah.
“Tapi pada hakikatnya, kembali pada kebutuhan masing-masing karena setiap orang memiliki kebutuhan masing-masing,” ujar Yuliyana.
Boleh Makan Apa Saja tapi…
Pada dasarnya, sambung Yuliyana, konsumsi makanan apapun diperbolehkan tapi tidak boleh berlebihan.
“Kita makan boleh apa saja sebenarnya, tapi tidak boleh berlebihan, tetap pada batas tertinggi dan itu tetap perlu dimonitor.”
Termasuk dalam menu makan atau lauk pauk sehari-hari. Ayam, ikan, dan daging adalah makanan yang baik bagi jantung tapi yang paling baik adalah ikan. Syaratnya, ikannya harus segar, bukan ikan yang diawetkan dan mengandung Omega-3 seperti salmon, makarel, tuna, sarden, dan ikan kembung.
“Jadi komponennya tetap harus ada proteinnya, ada lemaknya, ada karbohidratnya, enggak boleh salah satunya hilang begitu saja karena pasti saling memengaruhi satu sama lain,” jelas Yuliyana.
3 Jenis Lemak dan Dampaknya bagi Jantung
Terkait konsumsi lemak, Yuliyana mengatakan bahwa tidak semua lemak harus langsung dihindari.
“(Lemak jenuh, tak jenuh, trans) Bukan berarti tiga-tiganya harus langsung dihindari, karena lemak katanya bikin kolesterol dan sakit jantung.”
“Lemak betul ada tiga, lemak jenuh walaupun dia ada pengaruh terhadap kolesterol dan peningkatan LDL (Low-density lipoprotein/lemak jahat), tapi kita tetap butuh dalam standar tertentu. Berapa standarnya? Jangan lebih dari 15 persen kebutuhan sehari-hari.”
Contohnya, sambung Yuliyana, penggunaan minyak kelapa masih dilakukan sehari-hari. Dan ini tidak masalah asal tidak berlebihan.
Sementara, lemak tak jenuh biasanya lebih dominan dibutuhkan tubuh. Seperti Omega-3, Omega-6, dan Omega-9.
“Contoh lemak tak jenuh itu ada di kacang almond, minyak almond.”
Sementara, minyak yang harus dihindari adalah lemak trans. Yuliyana menyebut bahwa ini adalah lemak yang paling jahat.
“Apa dari tiga lemak itu yang harus dihindari, betul, lemak trans. Karena lemak tran ini lemak yang paling jahat kalau kita bilang. Contohnya pada gorengan atau processed food,” ujar Yuliyana.