Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani bersama dengan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Maria Renata Hutagalung dan para atase di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Selasa, membahas peluang dan tantangan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke Jepang.
"Kami tiba di Jepang untuk melakukan kunjungan kerja terkait peningkatan peluang kerja bagi pekerja migran Indonesia," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Pertemuan diawali dengan dialog dengan KUAI KBRI Tokyo dan para atase urusan perhubungan, perindustrian dan pertanian untuk mendapatkan gambaran kondisi riil di lapangan, termasuk peluang serta tantangan yang ada.
Dari dialog dengan KBRI Tokyo tersebut, Christina mengatakan bahwa pekerja migran Indonesia banyak disukai oleh pemberi kerja di Jepang karena rajin, loyal dan memiliki keinginan untuk mengembangkan kemampuannya.
Namun demikian, KBRI Tokyo juga menekankan sejumlah permasalahan yang menjadi temuan mereka, antara lain kemampuan bahasa para pekerja migran yang masih minim dan permasalahan terkait asuransi.
"Karena masih ditemukan pekerja migran Indonesia yang memiliki sertifikat bahasa, tetapi ternyata kemampuan bahasanya tidak sesuai. Kemudian masih banyak pekerja migran yang tidak memiliki asuransi dengan coverage yang baik saat berangkat ke Jepang," kata Christina.
Karena hal itu, ketika pekerja migran mengalami permasalahan di luar kecelakaan kerja, mereka tidak bisa ditanggung oleh asuransi, kata Christina lebih lanjut.
Berdasarkan informasi dari KBRI Tokyo, terdapat peningkatan jumlah pekerja migran Indonesia di Jepang mencapai 199.000 hingga akhir 2024.
Sektor terbanyak di manufaktur, konstruksi, pengasuh lansia, pertanian, perikanan serta industri produk makanan dan minuman.
"Indonesia bahkan menempati posisi ke 5 negara dengan pekerja asing terbanyak di Jepang," imbuhnya.
Dalam kunjungan kerjanya di Jepang, Wamen Christina mendampingi Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding.
Mereka juga didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian P2MI Dwiyono dan Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri Dwi Setiawan Susanto.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.