Amman (ANTARA) - Yordania pada Kamis (18/9) mengumumkan akan melakukan investigasi terhadap penembakan mematikan di perlintasan Jembatan Raja Hussein (Jembatan Allenby) sisi Israel.
Mereka mengecam insiden tersebut sebagai pelanggaran hukum dan ancaman terhadap peran mereka dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Yordania mengatakan negara tersebut menolak semua aksi kekerasan dan tindakan ilegal yang mengancam kepentingan serta misi kemanusiaannya.
Pelaku penyerangan, yang diidentifikasi sebagai Abdul-Muttalib Al Qaisi, seorang warga Yordania kelahiran 1968 yang telah bekerja selama tiga bulan sebagai sopir untuk konvoi bantuan Gaza, dilaporkan mengemudikan truk bantuan kemanusiaan dari Yordania menuju perlintasan tersebut, ungkap pihak kementerian.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), Al Qaisi keluar dari truk dan berusaha menembak para korban pada Kamis, namun, senapannya bermasalah. Dia kemudian mengeluarkan pisau dan menikam para korban sebelum ditembak oleh seorang petugas keamanan Israel.

Kemenlu Yordania menyampaikan mereka berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk memantau kondisi para pengemudi bantuan Yordania yang mengantarkan barang melalui perlintasan perbatasan tersebut sebelumnya pada Kamis (18/9) untuk memastikan mereka kembali dengan selamat.
Menurut kementerian, sebanyak 22 truk bantuan Yordania memasuki Gaza pada Kamis berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
Kementerian tersebut kembali menegaskan seruan Yordania untuk segera mengakhiri perang, memberlakukan gencatan senjata permanen, dan memulai proses diplomatik berdasarkan solusi dua negara untuk mencegah eskalasi lebih lanjut serta menjaga stabilitas regional.
Menindaklanjuti serangan penembakan tersebut, militer Israel mendesak pemerintah untuk menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dari Yordania "sampai investigasi atas insiden ini selesai dan menerapkan revisi prosedur skrining bagi para pengemudi dari Yordania".
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.