Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, A. Muhaimin Iskandar menilai keberadaan Sekolah Rakyat di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi bukti nyata bahwa kemiskinan bisa diberantas melalui pendidikan.
Program Sekolah Rakyat ini, kata pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut, menyasar masyarakat dari kelompok miskin ekstrem dan miskin. Pemerintah memberikan dukungan penuh, termasuk fasilitas belajar yang memadai.
"Sungguh mengharukan, mereka adalah warga bangsa yang ada di desil satu, kelompok masyarakat termiskin. Mereka kini punya kesempatan sekolah di lingkungan yang luar biasa ini," ujar Cak Imin saat kunjungan kerja ke Sekolah Rakyat Menengah Atas 21 Unesa pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Menurutnya, sekolah yang berada di lingkungan kampus memberikan suasana belajar yang positif. Pendidikan, lanjutnya, adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan.
"Pendidikan memutus mata rantai kemiskinan. InsyaAllah semangat mereka tinggi. Orang tuanya juga menunjukkan dukungan penuh. Kita ingin dalam tiga tahun di sini, anak-anak ini benar-benar memiliki kemampuan untuk maju," kata Cak Imin.
Cak Imin Mendorong Para Siswa untuk Menemukan Minat
Saat ini, Sekolah Rakyat Menengah Atas 21 Surabaya yang berlokasi di Unesa telah membina sekitar 100 siswa, terbagi dalam empat kelompok belajar.
Proses belajar-mengajar didukung oleh 17 guru mata pelajaran, 12 wali asuh, 4 wali asrama, serta tenaga administrasi termasuk kepala sekolah.
Cak Imin menyampaikan bahwa seluruh kebutuhan sekolah bagi siswa Sekolah Rakyat, termasuk laptop atau notebook, telah sepenuhnya ditanggung negara melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
"Itu semua disiapkan prosesnya oleh Kemensos, maksimal untuk 100 siswa," ujarnya.
Kehadiran Menko PM ini disambut hangat oleh para siswa. Mereka serentak menyanyikan lagu 'Selamat Datang' sebagai bentuk penghormatan.
Dalam kunjungan tersebut, Cak Imin duduk bersama para siswa dan berdialog langsung. Dia berpesan agar mereka bersyukur atas kesempatan belajar di lingkungan yang sama dengan perguruan tinggi.
"Bersyukur itu ada dua caranya. Pertama, bersyukur kepada Allah dengan meningkatkan takwa kepada-Nya. Kedua, belajar dengan serius. Manfaatkan semua kesempatan di sini secara optimal, jangan sampai ada yang terbuang sia-sia," kata Cak Imin.
Cak Imin juga mendorong para siswa untuk mulai menemukan minat dan bakat masing-masing, sehingga mereka memiliki gambaran jelas mengenai masa depan setelah lulus dari Sekolah Rakyat.
Sekolah Rakyat di UNESA Sebagai Contoh untuk Diikuti
Selanjutnya, Cak Imin memuji langkah yang diambil Unesa yang merelakan sebagian gedungnya untuk kegiatan belajar mengajar Sekolah Rakyat.
"Ini prestasi bagus Universitas Negeri Surabaya. Yang merelakan sebagian gedungnya untuk sekolah rakyat," katanya.
Cak Imin menilai pendidikan yang diselenggarakan dengan fasilitas dan lingkungan yang memadai, seperti di dalam kampus dapat menjadi pintu keluar dari kemiskinan.
"Pendidikan memutus rantai kemiskinan. InsyaAllah mereka saya lihat juga semangatnya tinggi. Orang tuanya juga membaik penuh. Kita ingin tiga tahun di sini anak-anak ini betul memiliki kemampuan untuk maju," ujarnya.
"Menurut saya ini lingkungan terbaik. Dan saya berharap seluruh kampus-kampus negeri menyiapkan diri, menjadi pelaksana sekolah rakyat," pungkas Cak Imin.