“Soalnya di sini (Blok M) tuh enak, pilihan transportasi umumnya banyak banget, dari MRT, Transjakarta, sampai angkot. Jadi mau ke mana-mana gampang dan nggak ribet,” ujarnya kepada kumparan, Minggu (10/8).
Ia membayangkan, jika nanti Skybridge yang menghubungkan Stasiun MRT Blok M dan Terminal Blok M selesai dibangun, perjalanan akan semakin nyaman.
“Jalan kaki pun jadi nyaman, nggak perlu menyeberang di jalan yang ramai dan rawan. Apalagi kalau Skybridge-nya tertutup, jadi nggak takut hujan atau panas,” tambahnya.
Bayu (28) punya cerita serupa. Hampir setiap hari ia melewati Blok M untuk bekerja. Perpindahan dari MRT ke terminal bus sering membuatnya was-was karena harus menyeberang jalan ramai sambil membawa barang.
“Kalau nanti ada Skybridge, pasti jauh lebih nyaman dan aman. Nggak cuma menghemat waktu, tapi juga bikin perjalanan lebih lancar,” katanya.
Bagi warga seperti Anita dan Bayu, infrastruktur yang terintegrasi bukan hanya memudahkan mobilitas, tapi juga mengubah citra Blok M menjadi ruang publik yang ramah dan aman.
Cerita warga seperti ini menjadi salah satu alasan PT MRT Jakarta (Perseroda) memacu pengembangan transit oriented development (TOD) di berbagai titik. TOD adalah kawasan terpadu yang menghubungkan transportasi umum dengan beragam fungsi ruang kota, dari pusat perbelanjaan hingga ruang terbuka publik.
Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad H. Mahfud, mengatakan sudah ada sembilan proyek TOD yang rampung dan mulai memberi dampak positif.
“Our TOD is working, our system is working. Karena dulunya gak ada yang mau. Satu COVID-19, kedua, tidak ada yang mau mengambil uang dari kantong sendiri, kecuali itu sudah dibuktikan berhasil,” katanya.
Salah satu proyek andalan adalah Blok M Hub yang mengintegrasikan transportasi dengan kawasan kreatif dan hijau.
“Yang paling terbaru adalah Blok M Hub, bagaimana kita menghidupkan kawasan yang benar-benar mati, aset yang benar-benar mati, mencoba kita hidupkan kembali dengan berbagai upaya inovasi,” tutur Farchad.
MRT Jakarta memberi identitas khas pada setiap TOD, seperti Blok M yang menjadi Green Creative Hub, pusat kreatif yang ramah lingkungan dan jadi magnet komunitas muda.
Proyek TOD MRT Jakarta jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Menurut pengamat transportasi MTI, Revy Petragradia, prinsip TOD mencakup delapan hal yakni walkable, akses pesepeda, keterhubungan (connect), transit, mixed land use, kepadatan, kompak, dan pergeseran moda transportasi (shifting). Stasiun MRT sebagai simpul transportasi memiliki potensi memicu pertumbuhan ekonomi dalam radius 800 meter.