
DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman menyampaikan bahwa ketersediaan infrastruktur menjadi kunci dalam suplai pemerataan gas bumi di Indonesia.
"Bagaimana gas itu kalau kita punya sumber daya alam bisa sampai kepada konsumen, jadi ini kuncinya adalah ketersediaan infrastruktur," ucap Laode di acara 'Focus Group Discussion Keberlanjutan Gas Bumi untuk Industri Nasional : Sinergi Kebijakan, Pasokan, dan Daya Saing' yang digelar di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (7/10).
Laode menjelaskan, pada 2023 Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM telah menyelesaikan satu segmen pipa dari Cirebon-Semarang, namun segmen pipa tersebut sejauh ini baru sampai di wilayah Batang. Oleh karena itu, Laode menyebut bahwa kawasan industri Batang saat ini sudah menikmati gas dari wilayah Jawa Timur.
"Saat ini kami juga sedang menyelesaikan 245 kilometer (segmen pipa) dari Batang sampai Kandanghaur Timur dan Insya Allah akan selesai pembangunannya pada April tahun 2026. Sehingga gas yang di Jawa Timur melimpah, kita bisa kirim kelebihannya ke wilayah Jawa bagian Barat," ungkapnya.
Selain itu, Laode menyatakan bahwa pemerintah tengah menyelesaikan infrastruktur gas pipa di wilayah Sumatra.
"Jadi Pak Menteri ESDM kemarin sudah mengamanatkan kepada kami agar segera melelangkan ruas pipa Dumai-Sei Mangke (Dusem) sepanjang 541 kilometer dari Sumatra Utara sampai Riau. Tujuannya apa? Kita punya blok Andaman yang akan selesai nanti Insya Allah akhir 2028 atau awal 2029. Ketika itu sudah selesai dan bloknya berproduksi, itu akan dikirim melalui pipa Dusem bisa sampai juga di wilayah Sumatra bagian Selatan dan kalau lebih lagi bisa dikirim juga ke Jawa bagian Barat," bebernya.
Sedangkan untuk di wilayah Timur Indonesia yang terdiri dari banyak pulau serta pembangkit, Laode mengatakan kebutuhan gas di daerah tersebut akan diselesaikan dengan Small Scale Liquified Natural Gas (LNG).
"Jadi gas-gas yang diperlukan untuk pembangkit, industri-industri kecil di sana, kita akan selesaikan dengan Small Scale LNG dengan teknologi transportasi LNG. Jadi sekarang sudah ada transportasi itu yang menggunakan kapal-kapal yang skalanya tidak sebesar skala LNG yang besar, bisa dengan kapal-kapal kecil dan menggunakan teknologi juga yang bisa mengangkut gasnya dalam jumlah yang lebih kecil," pungkas Laode. (Fal/E-1)