KOALISI Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mengecam kenaikan pangkat Istimewa Mayor Jenderal (Purn) Untung Budiharto, eks anggota Tim Mawar Komando Pasukan Khusus 1997-1998. Direktur Eksekutif De Jure, Bhatara Ibnu Reza, menilai Presiden Prabowo hanya sedang obral penghargaan kepada mantan anggotanya yang saat itu bertugas memburu dan menangkap aktivis prodemokrasi yang dianggap berseberangan dengan Orde Baru.
Bhatara mengatakan pemberian kenaikan pangkat Istimewa ini menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto tidak mengakui kesalahan yang dilakukan oleh Tim Mawar di masa lalu.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Penghargaan yang diberikan dalam bentuk bintang penghormatan itu berarti bahwa negara tidak pernah menyesal terhadap tindakan yang mereka lakukan,” kata Bhatara dalam konferensi pers di kantor Imparsial, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu melanjutkan, bahwa tindakan Prabowo bisa disebut dengan self amnesty atau pengampunan dari diri sendiri sebagai pelaku kejahatan. Menurut Bhatara, pemberian pangkat Istimewa kepada Budiarto merupakan tindakan berbahaya karena mengancam demokrasi.
Ia memandang bahwa Indonesia sedang menghadapi krisis impunitas hukum karena menyangkal kejahatan yang diakui oleh Mahkamah Militer pada 1998. Tim Mawar tercatat telah menculik 22 aktivis prodemokrasi dengan rincian 9 orang kembali dalam keadaan hidup, sedangkan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini.
Dalam persidangan Mahkamah Militer Tinggi II-08 Jakarta, Untung menjadi salah satu anggota Tim Mawar Kopassus yang dijatuhi hukuman 20 bulan penjara. Mahkamah militer memutuskan tim ini, termasuk Untung Budiharto, bersalah dalam kasus penculikan dan penghilangan aktivis prodemokrasi.
Bhatara lantas mengkritik keputusan Prabowo yang menyandangkan pangkat jenderal bintang tiga atau Letnan Jenderal Kehormatan kepada Untung Budiharto. “Pemerintah memperkosa akal sehat kita untuk bisa menerima hal-hal yang sebenarnya dahulu diperjuangkan oleh sejumlah kawan-kawan kami yang juga kemudian masih misteri kematiannya,” ujar Bhatara.
Prabowo menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Yudha Dharma Pratama dan Samkaryanugraha kepada Untung Budiarto dan sepuluh purnawirawan TNI lain pada Kamis, 2 Oktober lalu.
Prabowo beralasan, penganugerahan pangkat istimewa itu merupakan pengakuan terhadap sumbangsih yang telah diberikan para prajurit kepada bangsa dan negara selama mereka berkarier di militer.
Menurut kepala negara, selama berkarier di militer para perwira tersebut telah memberikan hal yang berguna, bahkan melebihi panggilan tugas. Para perwira ini, kata Prabowo, juga terus membuktikan dirinya meski telah berstatus sebagai prajurit pensiun.
"Jaga terus kehormatan bangsa dan negara, utamakan selalu pengabdian kepada bangsa dan rakyat, jangan pernah mengkhianati bangsa dan rakyat," kata Prabowo di KRI Radjiman Wedyoningrat-992, Kamis, 2 Oktober 2025.
Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam tulisan ini