
GLOBAL Sevilla School merayakan Dies Natalis ke-23 sekaligus Day of Mindfulness 2025 di Kampus Pulo Mas, Jakarta Timur, Senin (6/10) dengan tema “From Pause to Purpose, Living Life by Design”.
Perayaan ini dihadiri Menteri Pendidikan, Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, didampingi oleh Gogot Suharwoto, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikdasmen, beserta Rita Pranawati dan Sifa Lutfhiyani sebagai Tenaga Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, para pendiri sekolah, jajaran pimpinan dan manajemen, guru, siswa, serta orang tua murid Global Sevilla School.
Selain perayaan ulang tahun yang ke-23, acara ini juga menjadi tonggak perjalanan Global Sevilla School melalui diskusi dan praktik mindfulness sebagai pendekatan pendidikan holistik. Hal ini selaras dengan posisi Global Sevilla School sebagai pionir Mindfulness-Based School di Indonesia yang mendukung implementasi Pembelajaran Mendalam dari Kemendikdasmen.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi atas peran Global Sevilla School. “Global Sevilla telah menunjukkan bagaimana pendidikan dapat menghadirkan keseimbangan antara kecerdasan akademik dan pembentukan karakter. Pendekatan mindfulness yang dipraktikkan di sini selaras dengan agenda nasional Pembelajaran Mendalam—menciptakan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Kami menyambut baik kontribusi Global Sevilla School dalam mendukung transformasi pendidikan bermutu untuk semua," kata Abdul Mu'ti.
Abdul Mu'ti menambahkan, pembentukan karakter sangat penting dalam pendidikan, khususnya dalam dunia digital yang bergerak cepat dan sering kali penuh tekanan."Siswa perlu memahami pembelajaran mendalam yang mencakup refleksi dan pemahaman, bukan sekadar belajar mengingat," kata dia.
"Penting sekali bagi kita mengajak siswa untuk berpikir positif dan percaya diri menghadapi masa depan karena hidup dalam suasana kecemasan dan ketidakpastian kerap kali menjadikan kita pesimis," kata Abdul Mu'ti.
Pada kesempatan yang sama, Sudhamek AWS salah satu School Founder Global Sevilla dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, menegaskan bahwa lahirnya sekolah ini berangkat dari nilai dan tujuan, bukan semata soal finansial.
“Dua puluh tiga tahun lalu, dalam sebuah makan siang bersama almarhum Cak Nur, lahirlah gagasan mendirikan sekolah untuk merawat generasi global berkarakter dengan nilai utama: memberi, welas asih, dan pengendalian diri. Tema Dies Natalis tahun ini, From Pause to Purpose, Living Life by Design, menegaskan bahwa hidup bukan sekadar berpikir, melainkan menjadi dan menjalani dengan kesadaran. Sebagaimana filosofi Jawa ‘Urip iku urup’, hidup baru bermakna ketika mampu menerangi dan memberi manfaat bagi sesama, layaknya api yang menyinari sekitarnya.”
Sementara itu, Michael Thia, Superintendent Global Sevilla School menjelaskan bahwa mindfulness diintegrasikan dalam aktivitas harian, mulai dari sesi refleksi pagi, pendekatan pengajaran, hingga interaksi antarsiswa.
"Dengan cara ini, kami tidak hanya mendidik untuk cerdas secara akademik, tetapi juga membantu siswa menjadi individu yang berkesadaran, penuh empati, dan mampu mengelola diri,” jelasnya.
Untuk memperkuat praktik mindfulness di kelas, Global Sevilla School juga menghadirkan sesi khusus bersama Asheena Baez, trainer Mindfulness Leadership bersertifikat internasional.
“Mindfulness bukan sekadar teknik relaksasi, tetapi keterampilan hidup yang membantu siswa dan guru menghadapi dinamika zaman dengan tenang, fokus, dan penuh empati,” jelas Asheena.
Andre J. Soebali, Ketua Yayasan Budi Pekerti Luhur menambahkan, "Mindfulness Leadership yang diintegrasikan Global Sevilla School sejalan dengan agenda Transformasi Pembelajaran Mendalam menuju pendidikan bermutu untuk semua, yang digagas oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.”
Pembelajaran Mendalam dihadirkan sebagai solusi atas rendahnya capaian HOTS (Higher Order Thinking Skills) siswa Indonesia, sebagaimana ditunjukkan dalam hasil survei PISA. Melalui pendekatan holistik berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful), yang mencakup olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga, diharapkan lahir generasi dengan 8 dimensi profil lulusan yaknikeimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, serta komunikasi yang efektif. (H-2)