MENTERI Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meyakini Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara atau RSPPN Panglima Besar Soedirman dapat menjadi rumah sakit bertaraf Internasional dalam waktu dekat.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dari hasil rapat konsultasi teknis kedua yang dihelat bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), RSPPN kini telah memasuki tahap penguatan pelaksanaan layanan kesehatan berstandar global.
"Hari ini sudah maju, sudah sampai pada tahap pelaksanaan. RSPPN sudah berstatus RS tipe A dan menjadi RS utama di lingkungan Kementerian Pertahanan," kata Sjafrie dalam konferensi pers di RSPPN, Jakarta Selatan, pada Selasa, 7 Oktober 2025.
RSPPN Panglima Besar Soedirman diresmikan oleh mantan Presiden Joko Widodo dengan didampingi Prabowo Subianto yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada 19 Februari 2024 lalu.
RS ini mulanya dibangun atas inisiasi Kementerian Pertahanan pada saat munculnya pandemi Covid-19. Kala itu, Kementerian Pertahanan berinisiatif memenuhi kebutuhan medis bagi anggota, prajurit TNI beserta keluarganya, dan masyarakat umum.
Sjafrie mengatakan, RSPPN Panglima Besar Soedirman terdiri atas 28 lantai, dengan tinggi bangunan 125 meter, dan luas bangunan 62 ribu meter persegi di atas tanah 2,2 hektare.
RS militer terbesar di Indonesia ini memiliki fasilitas ruang rawat inap 1.000 tempat tidur; 11 Ruang Operasi; Ruang Intensive Care Unit ICU, ICCU, RICU, PICU, NICU 90 tempat tidur, dan Instalasi Gawat Darurat 55 tempat tidur.
Dengan ketersedian sarana dan prasarana tersebut, kata dia, RSPPN saat ini tinggal mengisi sumber daya seperti dokter dan alat kesehatan yang mumpuni.
"Itu yang telah kami kerjakan, dengan demikian tinggal mengisi pengawakan," ujar mantan Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya itu.
Dalam kesempatan serupa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendukung upaya yang bakal dilakukan Kementerian Pertahanan dalam pengelolaan RSPPN. Alasannya, penguatan sumber daya akan turut menguatkan taraf RS militer terbesar di Tanah Air ini.
Pun, kata dia, kerjasama pertahanan yang dijalin dengan negara lain, akan turut membantu penguatan sumber daya manusia, terutama tenaga medis, bahan baku produk farmasi, alat kesehatan, hingga transfer teknologi.
"Tetapi, penting diingat juga. Sebagu-bagusnya RS kalau kemudian Pak Menhan terus-menerus sakit, masuk RS, itu kegagalan bagi Menkesnya," kata Budi.
Karenanya, ia mengimbau, agar seluruh masyarakat dapat segera melakukan cek kesehatan gratis (CKG) guna mengetahui potensi penyakit dan upaya pengobatan mendatang.
"Jangan lupa, CKG ini adalah hadiah dari Pak Presiden, jadi silakan dimanfaatkan," ujar Budi.