MENTERI Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menjelaskan mengenai insiden ambruknya salah satu bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ia mengatakan Ponpes Al Khoziny sudah berusia 125 tahun. Tapi Muhaimin tidak menegaskan bahwa kondisi bangunan yang sudah tua itu menjadi penyebab ambruknya musala milik pesantren tersebut.
"Pesantren-pesantren di Indonesia rata-rata didirikan jauh sebelum kemerdekaan," kata Muhaimin di kompleks Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini mengatakan pembangunan pondok pesantren yang sudah berusia ratusan tahun biasanya tidak dibarengi dengan perencanaan yang matang. Kondisi tu terjadi karena keterbatasan anggaran.
"Sehingga pesantren sering menggunakan cara tambal sulam di dalam melaksanakan pembangunannya," ujar Muhaimin.
Faktor lainnya, kata dia, kecenderungan pondok pesantren yang selama ini menjaga independensinya, termasuk dalam urusan pembangunan. Karena itu, ia berharap ke depan pemilik pesantren mau beradaptasi dengan pemerintah untuk menanggulangi potensi kerawanan dari segi bangunan fisik.
Bangunan musala milik Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran ambruk, pada Senin, 29 September 2025. Bangunan musala itu masih dalam proses pembangunan atau bangunan baru. Saat insiden terjadi, ratusan santri putra tengah melaksanakan salat asar berjamaah di lantai dasar dari bangunan berlantai 4 tersebut.
Insiden itu mengakibatkan 61 orang meninggal dan 104 orang mengalami luka-luka. Hingga Senin kemarin, 2 orang belum ditemukan di puing-puing bangunan tersebut.
Salah satu perwakilan keluarga korban, Fauzi, mengatakan, penyebab insiden itu diduga karena kesalahan manusia. Apalagi berbagai kalangan menilai ada kegagalan konstruksi dalam bangunan musala yang ambruk tersebut. “Berarti ada pelanggaran di situ dan harus diproses,” kata Fauzi kepada Tempo, pada Senin 6 Oktober 2025.
Setelah insiden itu, pemerintah turun tangan mengevaluasi keberadaan pesantren di Indonesia, termasuk Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran. Muhaimin Iskandar mengatakan pemerintah sudah memetakan prioritas pembenahan terhadap pesantren di Tanah Air. Bangunan pesantren yang masuk kondisi rawan dan berusia tua akan menjadi prioritas untuk dibenahi.
"Kami memprioritaskan kepada pesantren-pesantren yang benar-benar sangat rawan untuk segera ditangani," kata Muhaimin.
Ia mengatakan saat ini pemerintah sedang mengaudit sejumlah pesantren berusia ratusan tahun untuk dilakukan renovasi. Hal ini akan dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum.
"Ini adalah perintah Presiden, maka kami harus mencarikan anggaran untuk pesantren-pesantren yang rawan itu segera direnovasi," ucapnya.
Keterangan Redaksi: Judul dan paragraf keenam artikel ini diubah pada pukul 16.45 WIB, Selasa, 7 Oktober 2025.