Liputan6.com, Jakarta - Proyek OpenAI bersama dengan mantan bos desain Apple, Jony Ive, dikabarkan sedang tersandung beberapa masalah serius.
Dilansir Financial Times, Senin (6/10/2025), kemitraan ambisius OpenAI dan Jony Ive menghadapi sejumlah beberapa "masalah teknis".
Akibatnya, peluncuran perangkat AI yang belum diketahui bentuk dan fiturnya ini harus ditunda hingga sekitar tahun 2026.
Sumber dekat dengan proyek itu menyebut, tim masih mengalami kesulitan untuk menyempurnakan cara agar perangkat AI itu bisa memahami suara dan perilaku pengguna.
Padahal, ini merupakan fitur utama dan andalan dari perangkat AI buatan OpenAI dan Ive untuk memberikan pengalaman interaksi lebih personal.
Perangkat yang belum memiliki nama ini digambarkan secara internal sebagai "teman digital dalam bentuk komputer yang bukan pacar AI Anda yang aneh".
Dibalik visi futuristik itu, tim pengembang juga hingga saat ini masih mencari solusi untuk tantangan privasi. Salah satu kekhawatiran utama terkait masalah privasi karena perangkat ini selalu mendengarkan pengguna.
Sam Altman: Bentuknya Kecil hingga Bisa Masuk ke Saku
Selain kendala teknis dan privasi, sumber Financial Times juga menyebut anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan ini sangat besar.
Ia menyebutkan, produksi massal perangkat AI seperti ini membutuhkan daya komputasi sangat tinggi, dan membebani anggaran proyek.
Sam Altman, CEO OpenAI, sempat memberikan beberapa petunjuk tentang perangkat AI ini kepada karyawan.
Ia menyebutkan, perangkat AI ini akan memiliki ukuran kecil sehingga bisa masuk ke saku, peka terhadap lingkungan, dan tidak ada layar.
Meski informasi detail perangkat AI ini masih samar, Sam dan Jony mengadang-gadang gadget buatan mereka ini akan menjadi inovasi baru di era AI, menandai babak baru tentang hubungan manusia dengan teknologi.
OpenAI Beli Perusahaan Eks Desainer Apple Jony Ive
Di sisi lain, OpenAI resmi mengakuisisi perusahaan rintisan milik mantan kepala desain Apple, Jony Ive, dalam kesepakatan bernilai hampir USD 6,5 miliar atau sekitar Rp 104 triliun.
Perusahaan tersebut adalah io, startup bergerak di bidang hardware dan manufaktur, didirikan Ive setelah dia hengkang dari Apple.
Meski telah diakuisisi, Jony Ive dan firma desainnya, LoveFrom, akan tetap beroperasi secara independen dan tidak bergabung langsung ke dalam struktur OpenAI.
Namun demikian, dalam kesepakatan itu, LoveFrom akan bertanggung jawab atas desain seluruh produk OpenAI, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya.
CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut perangkat yang sedang dikembangkan bersama Jony Ive bukanlah pengganti smartphone, melainkan bentuk teknologi benar-benar baru.
"Seperti halnya telepon pintar tidak menggantikan laptop, saya rasa hal pertama yang kami lakukan tidak akan menggantikan telepon pintar," mengutip kata CEO OpenAI tersebut kepada Bloomberg, Kamis (22/5/2025)
Sam Altman dan Jony Ive Sudah Lama Kerja Sama
Sebagai bagian dari proses akuisisi ini, 55 teknisi dan pakar manufaktur dari io akan langsung bergabung dengan tim OpenAI, memperkuat upaya raksasa teknologi tersebut merancang produk berbasis kecerdasan buatan (AI) generasi baru.
Sam Altman dan LoveFrom memang sudah bekerja sama sejak dua tahun belakangan ini, dan mempertimbangkan untuk meluncurkan beberapa perangkat seperti headphone dan perangkat dengan kamera.
Altman dan Ive diketahui sudah bekerja sama sejak dua tahun terakhir. Keduanya disebut-sebut tengah menjajaki peluncuran produk seperti headphone canggih dan perangkat berkamera menggabungkan AI dengan desain inovatif.
Dalam video pengumumannya, Ive mengungkap timnya kini tengah mengambangkan perangkat yang disebutnya sangat menarik.
Siapkan Perangkat Apa?
“Jony baru-baru ini memberi saya salah satu prototipe perangkat untuk pertama kalinya untuk dibawa pulang, dan saya sudah bisa menggunakannya, dan saya pikir itu adalah teknologi terkeren yang pernah ada di dunia,” kata Altman.
“Saya benar-benar yakin bahwa kita benar-benar berada di ambang teknologi generasi baru yang dapat membuat kita menjadi diri yang lebih baik,” kata Ive.
Dengan akuisisi besar ini, OpenAI tampaknya tengah bersiap memasuki era baru, tidak hanya sebagai perusahaan AI, tetapi juga sebagai pembuat perangkat keras inovatif yang dapat mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.