
TOP Halal Award 2025, yang mengusung tema “Building Authentic Halal Brands to Capture the Muslim Market". Penyerahan pengharagaan kepada sejumlah 47 brand diselenggarakan pada Rabu (8/10) di Ballroom 1 Hotel JS Luwansa, Jakarta.
Ajang yang diselenggaranakan IHATEC Marketing Research itu menjadi momentum apresiasi bagi merek-merek terbaik yang berhasil meraih posisi teratas sebagai pilihan konsumen milenial Indonesia.
Di tengah pesatnya pertumbuhan industri halal global, Indonesia kini tampil sebagai salah satu panggung utama persaingan merek halal dunia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, konsumen Indonesia tidak lagi sekadar menuntut produk bersertifikat halal, tetapi juga menginginkan merek yang benar-benar konsisten menjalankan prinsip halalan thayyiban.
Dalam konteks inilah, Top Halal Award hadir bukan hanya sebagai ajang penghargaan, melainkan simbol pengakuan sejati dari konsumen terhadap merek yang mampu menjaga kepercayaan mereka.
Penghargaan ini didasarkan pada hasil survei Top Halal Index yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research di enam kota besar—Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan—dengan melibatkan 1.800 responden milenial.
Riset ini menjadi barometer kepercayaan publik, merefleksikan pandangan generasi muda terhadap merek yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga nilai kehalalan yang autentik dan berintegritas.
“Top Halal Award adalah cermin keberhasilan merek dalam membangun kepercayaan konsumen melalui komitmen halal. Ia bukan sekadar penghargaan, tetapi pengakuan atas kerja keras, konsistensi, dan integritas sebuah merek dalam memenuhi nilai yang diyakini masyarakat,” terang Direktur IHATEC Marketing Research, Evrin Lutfika.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh brand yang telah berpartisipasi dalam Top Halal Award tahun ini. Kami percaya, partisipasi ini adalah bukti nyata bahwa penghargaan ini bukan sekadar tanda kepatuhan, tetapi pengakuan atas keberhasilan membangun kepercayaan konsumen. Ini adalah bentuk kebanggaan yang memperkuat citra merek dan membuka akses ke pasar muslim global,” tambahnya.
Lebih jauh, survei Top Halal Index dirancang dengan metodologi ilmiah dan terukur. Respondennya adalah generasi Z dan milenial berusia 20–39 tahun dengan beragam tingkat pendapatan.
Menariknya, 13% dari mereka merupakan non-Muslim, menunjukkan bahwa nilai halal kini diapresiasi secara universal, melampaui sekat agama.
Selama empat tahun penyelenggaraan, logo Top Halal Award kini semakin dikenal luas. Berdasarkan riset IHATEC Marketing Research, tiga dari lima konsumen telah mengenal logo tersebut, dan 62% menyatakan lebih percaya terhadap merek yang menampilkannya.
“Untuk itu, kami mendorong para pemenang Top Halal Award untuk memanfaatkan momen ini dengan menampilkan logo THA pada berbagai media komunikasi merek,” tegas Evrin.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan, menegaskan bahwa penghargaan ini memiliki arti strategis bagi arah industri halal nasional.
“Kehadiran Top Halal Award 2025 merupakan momentum yang sangat penting. Hari ini kita tidak hanya memberikan penghargaan kepada para penerima, tetapi juga menegaskan arah bahwa halal harus memiliki identitas, kekuatan, sekaligus menjadi daya saing bangsa. Brand halal yang otentik bukan sekadar memenuhi standar, tetapi juga membangun kepercayaan. Inilah modal untuk memenangkan pasar, khususnya pasar muslim dunia, dengan menampilkan Indonesia sebagai pusat produsen halal terkemuka,” ujarnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa halal bukan sekadar label kepatuhan, tetapi identitas nasional yang membawa misi ekonomi dan reputasi global. Senada dengan itu, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Teuku Riefky Harsya, menyampaikan pentingnya industri halal sebagai motor ekonomi nasional.
“Industri produk halal merupakan bagian penting dari perekonomian nasional. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat halal dunia. Standar halal memberikan manfaat yang luas, mulai dari aspek kesehatan, keamanan produk, hingga membuka lapangan kerja dan peluang ekspor. Dengan kearifan lokal dan standar halal yang terpercaya, kuliner Indonesia tentunya siap menembus pasar global,” ujarnya.
Dukungan serupa datang dari Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), KH. Sholahudin Al Aiyub, M.Si., yang menilai Top Halal Award memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem halal nasional.
“Top Halal Award 2025 merupakan ajang yang sangat penting untuk mengapresiasi dan mempromosikan merek serta produk halal di Indonesia. Di tengah pertumbuhan industri halal yang pesat, penghargaan ini tidak hanya menjadi bentuk pengakuan atas prestasi, tetapi juga dorongan bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk sesuai prinsip kehalalan dan syariah. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, serta masyarakat, kita dapat menciptakan industri halal yang bukan hanya kompetitif di tingkat nasional, tetapi juga di kancah global,” paparnya.
Dengan semangat kolaborasi, riset yang kredibel, dan komitmen untuk menjaga kepercayaan, Top Halal Award menegaskan bahwa kehalalan bukan sekadar standar, tetapi nilai yang membangun reputasi, daya saing, dan keberlanjutan merek halal Indonesia di mata dunia. (Z-1)