UI Disarankan Banding terhadap Putusan PTUN soal Disertasi Bahlil

4 days ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

KAUKUS Indonesia untuk Kebebasan Akademik atau KIKA mendorong Universitas Indonesia mengajukan banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta terhadap gugatan promotor dan ko-promotor disertasi Bahlil Lahadalia.

Terhadap gugatan yang dilayangkan oleh Chandra Wijaya dan Athor Subroto itu, hakim memutus UI harus membatalkan Surat Keputusan Rektor UI soal sanksi etik yang dijatuhkan kepada kedua dosen pembimbing tugas akhir Bahlil ini.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

KIKA menilai putusan hakim tersebut berpotensi melegitimasi pelanggaran etik dalam proses meraih gelar akademik. "Kalau kampus UI merasa ini masih harus diperjuangkan, pelanggaran etika terhadap proses akademik harus dihukum, idealnya mengajukan banding atau bisa mempertimbangkan opsi kasasi di Mahkamah Agung," ujar Presidium KIKA Herdiansyah Hamzah saat dihubungi pada Sabtu, 4 Oktober 2025. 

Dosen hukum tata negara Universitas Mulawarman ini menegaskan sebetulnya putusan hakim PTUN ini tidak otomatis membatalkan pelanggaran etik pada disertasi Bahlil. Putusan yang dikeluarkan hakim pada 1 Oktober 2025 itu hanya membatalkan proses administrasi Surat Keputusan Rektor mengenai sanksinya saja. 

Adapun pelanggaran etik yang dirumuskan Dewan Guru Besar UI pada Januari lalu tetap sah. "Jadi jangan kemudian putusan PTUN ini disempitkan seolah-olah membatalkan dan menghilangkan kesimpulan yang sudah ditempuh guru besar bahwa ada pelanggaran etik di situ," ujar dia. 

Terlepas dari itu, Herdiansyah menilai putusan PTUN ini janggal karena Dewan Guru Besar UI dengan jelas telah menyimpulkan bahwa ada pelanggaran dalam proses penyusunan disertasi Bahlil. Menurut dia, hakim semestinya berpijak pada keputusan tersebut. 

Sebab, hakim sejatinya tidak memiliki kapasitas untuk menilai persoalan pelanggaran etik dalam lingkungan akademik. "Otoritas penuh untuk memandang, menentukan, dan melihat problem etika di dalam disertasi Bahlil ya institusi dalam UI, dalam hal ini Dewan Guru Besar yang kemarin sudah memutuskan," ujar Herdiansyah.

Untuk menjaga harkat dan martabat sivitas akademik, ia menambahkan, KIKA mendorong UI untuk melakukan perlawanan atas putusan PTUN ini dan mempertahankan sanksi yang telah dijatuhkan kepada para pelanggar. 

Selain itu, Herdiansyah juga khawatir putusan ini dijadikan senjata untuk mendeletigimasi keputusan para Dewan Guru Besar UI ihwal sejumlah pelanggaran etik dalam disertasi Bahlil. "Maka saya kira ini mesti diperjuangkan," kata dia.

Polemik ini bermula ketika Bahlil dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia dengan predikat cum laude usai menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar oleh Kajian Stratejik dan Global di Universitas Indonesia, Depok, 16 Oktober 2024.  

Judul disertasi yang diujikan adalah "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia." Saat itu, Bahlil menyelesaikan program doktoralnya kurang dari dua tahun, tepatnya 1 tahun 8 bulan. 

Masa pendidikan yang singkat itu kemudian menuai sorotan dari para alumni UI, para akademikus, hingga warganet. Bahlil yang mampu menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu kurang dari dua tahun sangat mencolok jika dibandingkan dengan standar waktu yang ditetapkan oleh Peraturan Rektor UI tentang Penyelenggaraan Program Doktor.  

Karena derasnya kritikan dan desakan dari masyarakat, Dewan Guru Besar UI lantas melakukan penelusuran. Pada 10 Januari 2025, Dewan Guru Besar menggelar sidang etik yang melibatkan 32 guru besar. Hasilnya, DGB UI mengumumkan ada pelanggaran etik dalam proses doktoral Bahlil.

Atas temuan tersebut, DGB UI memutuskan bahwa Bahlil Lahadalia harus menulis ulang disertasinya dengan topik baru sesuai standar akademik UI. Pada Maret 2025, Rektor UI Heri Hermansyah menindaklanjuti temuan tersebut dengan memberikan sanksi kepada promotor dan ko-promotor dengan jenis sanksi yang berbeda.

Namun, sanksi tersebut dibatalkan oleh hakim PTUN dengan dikabulkannya gugatan Chandra Athor. Dalam amar putusan gugatan yang dilayangkan Chandra, hakim menyatakan mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian. Sementara, gugatan Athor dikabulkan seluruhnya oleh hakim.

Tempo telah menghubungi Rektor UI Heri Hermansyah untuk meminta tanggapan mengenai putusan ini. Namun hingga Sabtu siang, 4 Oktober 2025, pesan Tempo belum berbalas. Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat Hubungan Media dan Pengelola Reputasi Digital UI, Emir Chairullah, menyampaikan kampus belum dapat berkomentar ihwal putusan tersebut. 

“UI menghormati putusan yang dibuat PTUN Jakarta,” kata dia. Emir mengatakan UI belum menentukan langkah apa pun selain menghormati putusan.

Dinda Shabrina, Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article