5 Cara Tangani Migrain, Kelola Stres hingga Atur Suhu Ruang

Liputan6.com, Jakarta - Serangan migrain dapat ditangani dengan beberapa cara, seperti:

• Mengelola stres dengan latihan relaksasi.
• Menjaga pola dan kualitas tidur yang konsisten.
• Menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu migrain.
• Menggunakan pelindung mata atau mengurangi paparan cahaya terang.
• Mengatur suhu ruangan agar lebih nyaman.

“Jika Anda mengalami migrain yang sering atau sangat mengganggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat,” saran dokter spesialis neurologi/saraf RS EMC Cibitung, dr. Nysia Priscilla Angga Kusuma, Sp.N mengutip laman EMC, Selasa (5/8/2025).

Nysia menjelaskan, migrain adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan rasa nyeri yang berdenyut, biasanya di satu sisi kepala. Sakit kepala migrain sering disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya dan suara.

Durasi serangan migrain bisa berlangsung antara 4 hingga 72 jam dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, yang lebih penting adalah bahwa migrain dipengaruhi oleh berbagai faktor pemicu yang bisa sangat berbeda bagi setiap individu.

Pembatasan selama pandemi membuat penjualan video game meroket, dan semakin banyak waktu diluangkan orang yang di rumah saja untuk bermain. Salah satu dampaknya adalah rasa pusing bila terlalu tegang dan lama bermain, yang bila tak ditangani segera b...

Banyak penyebab migrain berasal dari hal-hal yang tampak sepele dan kerap tidak disadari. Beberapa faktor pemicu migrain adalah:

Perubahan Hormon

Perubahan hormon, terutama pada wanita, dapat menjadi penyebab migrain. Perubahan ini sering terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause.

Fluktuasi hormon estrogen, yang terjadi selama siklus haid, dapat menyebabkan perubahan kimiawi dalam otak yang memicu serangan migrain.

Hal ini sering tidak disadari karena banyak wanita yang tidak menghubungkan migrain mereka dengan perubahan hormon, karena sering kali serangan migrain terjadi beberapa hari sebelum atau selama menstruasi, yang dianggap sebagai hal yang biasa.

Cuaca dan Perubahan Iklim

Perubahan suhu yang drastis, kelembapan tinggi, atau angin yang kencang bisa menjadi penyebab migrain. Hal ini terjadi karena perubahan cuaca dapat mempengaruhi tekanan udara dan tingkat oksigen yang masuk ke dalam tubuh, yang akhirnya memengaruhi otak.

Banyak orang tidak menyadari bahwa migrain mereka dipicu oleh cuaca atau perubahan iklim karena mereka lebih fokus pada faktor-faktor internal seperti pola atau kualitas tidur dan stres.

Tidur yang tidak cukup atau tidur berlebihan bisa memicu migrain. Kualitas tidur yang buruk dapat mengganggu sistem saraf dan memicu reaksi kimia di otak yang memicu serangan migrain. 

Tidak semua orang mengaitkan migrain dengan kualitas tidur. Banyak yang merasa tidur yang cukup sudah cukup untuk mencegah migrain, padahal tidur yang terlalu sedikit atau berlebihan sama-sama dapat menjadi pemicu.

Beberapa makanan dan minuman tertentu, seperti cokelat, keju, kafein, atau makanan yang mengandung MSG, dapat memicu migrain pada sebagian orang.

Ini terjadi karena zat-zat tertentu dalam makanan dapat mengubah kadar serotonin di otak, yang berhubungan dengan pemicu migrain.

Tak banyak yang sadar bahwa beberapa jenis makanan dapat memicu migrain. Makanan yang terlihat biasa seperti keju atau cokelat ternyata bisa menjadi pemicunya tanpa disadari.

Stres dan Kecemasan

Stres adalah salah satu faktor pemicu migrain yang paling umum. Ketika tubuh berada dalam keadaan stres, otak akan melepaskan hormon stres seperti kortisol yang dapat memicu perubahan fisik di otak yang berujung pada serangan migrain.

Migrain sering kali muncul usai masa stres berat atau kecemasan berkepanjangan, meski banyak yang tak menyadari kaitan erat antara keduanya.

Beberapa obat-obatan, seperti obat penghilang rasa sakit yang digunakan terlalu sering, dapat memicu serangan migrain atau memperburuk gejalanya. Penggunaan obat-obatan ini bisa memengaruhi sistem saraf dan memicu migrain.

Terkadang pasien migrain tidak menyadari bahwa frekuensi migrain yang mereka alami bisa terkait dengan penggunaan obat tertentu, terutama obat yang dikonsumsi untuk meredakan sakit kepala.

Pengaruh Lampu Terang atau Cahaya

Sensitivitas terhadap cahaya terang adalah salah satu gejala utama migrain. Cahaya yang terlalu terang, terutama cahaya yang berasal dari layar elektronik atau lampu neon, dapat memicu serangan migrain pada sebagian orang.

Paparan cahaya terang, terutama dari perangkat digital, sering tidak disadari sebagai pemicu karena sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian.