Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan China dalam menurunkan angka tuberkulosis membuat posisi Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia untuk kasus TBC. Ini berarti Indonesia tepat berada di bawah India.
"Posisi ini (kedua) sebelumnya ditempati oleh China. Namun mereka berhasil menurunkan angka kasus secara signifikan," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat menyampaikan kuliah umum dalam rangka Dies Natalis ke-71 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Universitas Khairun, Ternate pada 30 Juli 2025.
Berada di peringkat dua dunia, Dante mengatakan pemerintah kini menjalankan strategi quick win. Strategi ini berfokus pada identifikasi dini, peningkatan notifikasi kasus, dan pengobatan menyeluruh pada pasien TBC.
Lewat strategi ini diharpakan bisa menekan separuh angka kasus TBC nasional hingga tahun 2030.
“Kita menargetkan penurunan 50% kasus TBC pada 2030. Pemerintah optimis target ini bisa dicapai dengan sinergi berbagai pihak,” kata Dante mengutip keterangan Kemenkes RI ditulis Selasa, 5 Agustus 2025.
Deteksi Aktif Kasus TBC
Dalam kunjungan ke Puskesmas Kota Ternate, Dante menekankan pentingnya deteksi aktif (active case finding) sebagai langkah preventif dalam pengendalian TBC.
“Dari 49 orang yang dilakukan X Yay, ditemukan 3 kasus TBC. Bayangkan jika tidak terdeteksi mereka bisa menularkan ke sekelilingnya,” ujarnya.
Tak cuma itu, Dante juga menggarisbawahi pentingnya edukasi dan pencegahan penularan di tingkat keluarga, mengingat banyak anggota keluarga yang tidak menyadari risiko penularan TBC dari satu orang ke yang lain.
“Kita ingin memutus mata rantai penularan di rumah tangga dan lingkungan terdekat,” jelasnya.
Percepatan Penangan TBC Fokus di Wilayah Endemis
Upaya percepatan penanganan TBC akan difokuskan di wilayah endemis, termasuk Maluku Utara. Penguatan deteksi dan pengobatan di daerah seperti Ternate menjadi prioritas. Apalagi Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Kota Ternate menyumbang sekitar 50% notifikasi kasus TBC di Provinsi Maluku Utara, menjadikannya wilayah dengan prioritas tinggi dalam penanganan penyakit menular tersebut.
“Kita harus mulai sekarang agar target 2030 tercapai, bahkan membebaskan Indonesia dari TBC,” tegasnya.
Apa Itu TBC?
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri inimenyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Droplet yang mengandung bakteri dapat terhirup oleh orang lain dan menyebabkan infeksi.
Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, namun dapat juga mempengaruhi organ tubuh lainnya seperti tulang, ginjal, dan otak. TBC merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia akibat penyakit menular.
Penyakit TBC dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
- TBC aktif: Kondisi di mana bakteri berkembang biak dan menyebabkan gejala.
- TBC laten: Kondisi di mana seseorang terinfeksi bakteri TBC namun tidak menunjukkan gejala dan tidak dapat menularkan penyakit.