Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini Spotify diselimuti aksi boikot terhadap penggunaan aplikasi streaming musik mereka karena investasi dana dari bos perusahaan ke pengembang Artificial Intelligence (AI) militer Israel, Helsing.
Mengutip The Los Angeles Times, Rabu (6/8/2025), aksi boikot ini ramai karena CEO dari Spotify, Daniel Ek, mendanai investasi baru senilai US USD 700 juta (sekitar Rp 11,4 triliun) ke perusahaan pertahanan militer Israel di bidang AI.
Lantas, apa itu Helsing? Berdiri sejak 2021 di Jerman, Helsing merupakan perusahaan pertahanan militer Israel di bidang AI. Tugas utama dari perusahaan ini adalah analisis data sensor dan sistem persenjataan musuh di medan perang.
Meskipun berbasis di Jerman, Helsing telah mengembangkan teknologi AI untuk mengakomodasikan keperluan militer dalam serangan yang terjadi di Timur Tengah, salah satunya serangan di Gaza, Palestina.
Dengan pengembangan AI Helsing, militer Israel mampu mengambil keputusan cepat dan tepat saat melakukan serangan secara real-time.
Uniknya, Daniel Ek selaku CEO dari Spotify ternyata tak hanya melakukan investasi besar-besaran pada Helsing, namun juga digadang-gadang merupakan seorang ketua dewan di perusahaan tersebut.
Selain fokus pada pengembangan teknologi AI, Helsing turut memproduksi perangkat keras seperti Drone HX-2 dan Drone Bawah Laut SG-1+Lura untuk pertempuran militer Israel.
Walaupun terlibat dalam peperangan, Helsing mengklaim sebuah misi “melindungi nilai-nilai demokrasi dan masyarakat terbuka dalam membuat keputusan untuk suatu standar etika,” dikutip dari situs resmi Helsing, Rabu (6/8/2025).
Keterlibatan Helsing di Perang Gaza
Hadirnya perusahaan seperti Helsing justru memperburuk konflik bersenjata yang terjadi, secara langsung meningkatkan eskalasi konflik akibat penemuan terobosan perangkat dan AI untuk militer buatan mereka.
Hal ini menimbulkan ironi dan pertanyaan terkait etika dari kalangan artis di Spotify, apakah secara tidak langsung mereka turut berkontribusi dalam meluluhlantahkan Gaza, Palestina.
Sejumlah musisi ternama sperti Xiu Xiu, Kalahari Oyster Cult, Deerhoof, King Gizzard & The Lizard Wizard, Leah Senior, David Bridie, dan Skee Mask terlihat menarik karya musik mereka dari platform steaming musik Spotify.
Selain faktor etika, munculnya informasi investasi dana yang fantastis turut memantik emosi musisi lain untuk mengkritik Spotify atas pemberian royalti sangat rendah.
Mereka juga menyadari bahwa investasi besar ke perusahaan militer seperti Helsing, menunjukkan pengabaian kesejahteraan terhadap seniman musik.
"Setiap kali seseorang mendengarkan musik kami di Spotify, apakah itu berarti ada satu dolar lagi yang terkuras untuk membuat semua yang telah kami saksikan di Gaza lebih sering dan menguntungkan?," tutur drummer Deerhoof, Greg Saunier kepada The Los Angeles Times.
Naiknya Harga Layanan di Tengah Isu Perang
Meskipun saat ini Spotify terlihat memiliki banyak kekayaan atas investasi yang digelontorkan dan minimnya bayaran royalti kepada musisi, perlu diketahui bahwa Spotify mengalamin kenaikan harga paket premium di hampir setiap negara di dunia, salah satunya Indonesia.
Mengutip keterangan resmi di situs resmi Spotify, Rabu (6/8/2025), penyesuaian harga dilakukan untuk mendukung inovasi dan pengembangan fitur layanan streaming musik mereka.
“Di Spotify, kami berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman personal kelas dunia bagi setiap pengguna Spotify," tulis perusahaan.
Sejalan dengan hal tersebut, Spotify menambahkan, "Untuk terus berinovasi dalam penawaran dan fitur Spotify serta memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna, kami memperbarui harga secara berkala."
Sejauh ini harga Spotify Premium sudah berlaku mulai Agustus 2025, dengan rata-rata kenaikan sekitar Rp 4.000 hingga Rp 8.000 per paket.
Berikut adalah daftar harga paket langganan Spotify Premium terkini:
- Premium Individual - Rp 59.000/bulan (dari Rp 54.990/ bulan)
- Premium Family - Rp 94.900/bulan (dari Rp 86.900/bulan)
- Premium Duo - Rp 79.900/bulan (Rp 71.490/bulan)
- Premium Student - Rp 29.900/bulan (dari Rp 27.500/bulan)
Meskipun ada kenaikan harga, Spotify menegaskan seluruh fitur dan manfaat di tiap paket tidak mengalami perubahan.
Pelanggan tetap bisa menikmati layanan bebas iklan, pemutaran offline, dan kialitas audio tinggi seperti biasanya.