Liputan6.com, Jakarta - Pada satu kesempatan, CEO Apple Tim Cook membuat keputusan untuk meningkatkan investasi di sektor pengembangan teknologi AI. Menurutnya, Apple perlu mengejar ketertinggalan dalam inovasi pengembangan AI.
DilansirThe Verge, Selasa (5/8/2025), hasil laporan pendapatan antara April sampai Juni 2025 menunjukkan angka kenaikan keuntungan sekitar 10 persen dengan total omset pendapatan mencapai USD 94 triliun atau sekitar Rp 1,5 kuadriliun.
Pengambilan keputusan untuk merger dan akuisisi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan AI, tampaknya didukung dengan tujuan menambah jumlah personil di dalam tim pengembang mereka.
Padahal, masifnya pengembangan AI yang dilakukan oleh kompetitor lain disebut-sebut karena Apple selalu dipandang sebagai dalang di balik perlombaan pengembangan AI.
Namun, dari sini kita dapat melihat bahwa sebenarnya Apple masih terbilang cukup tertinggal dan memerlukan tenaga tambahan untuk memenuhi ruang pengembangan AI.
Langkah yang diambil Tim Cook tampaknya cukup berbeda apabila dibandingkan dengan perusahaan lain, seperti Meta. Belakangan diketahui, Meta telah melakukan perekrutan besar-besaran terhadap beberapa insinyur terbaik yang ada.
Apa Yang Menjadi Sektor Utama dalam Pengembangan AI?
Bulan lalu, Apple telah meminta bantuan dari raksasa teknologi AI seperti OpenAI dan Anthropic untuk mengembangkan Large Language Model “LLM Siri”.
Berdasarkan laporan lain dari Bloomberg, jajaran petinggi Apple telah membicarakan proyek akuisisi AI Perplexity. Pembahasan ini muncul setelah Apple menyerahkan proyek Vision Pro ke pemimpin AI dan Siri, Mike Rockwell, pada Maret 2025.
Menurut CNBC, ketika proses pembicaraan tentang pengembangan AI terjadi, Tim Cook mengatakan bahwa “Apple harus menyematkan AI di seluruh lini produk buatannya dalam setiap platform yang ada di perusahaan.”
Melanjutkan hal itu, Apple juga digembar-gemborkan akan menerapkan rencana besar untuk Siri dengan peningkatan AI, namun masih belum jelas kapan pembaruan ini akan diluncurkan.
“Kami akan membuat pengembangan termutakhir untuk Siri dengan pendekatan yang lebih personal,” kata Cook.
Meskipun demikian, Senior Vice President of Apple Engineering Software, Craig Federighi, turut melontarkan pernyataan bahwa “Pelepasan AI terbaru secara luas belum dapat dipercaya.”
Bisnis Apple Tumbuh Signifikan
Terlepas dari kurangnya inovasi AI oleh Apple, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini tetap memiliki posisi kuat di bidang bisnis.
Menurut laporan, bisnis penjualan iPhone Apple tumbuh sekitar 13 persen dari tahun ke tahun, mencatat hasil terakhir pendapatan sebesar USD 44 miliar atau sekitar Rp 735 triliun.
Di sisi lain, hasil pendapatan dari penjualan Mac juga mengalami peningkatan karena munculnya Macbook Air jenis baru. Pendapatan Apple baru-baru ini pada sektor penjualan Mac telah mencapai USD 8,1 miliar sekitar Rp 133 triliun.
Selain itu, peningkatan penjualan Apple pada sektor langganan seperti Apple TV Plus, iCloud, dan Apple Music menjadi rekor terbaik sepanjang masa. Dengan peningkatan pendapatan sekitar 13 persen, omset pada sektor ini mencapai USD 27,4 miliar atau sekitar Rp 452 triliun.
Walaupun Apple tengah mengalami peningkatan keuntungan di berbagai sektor bisnis yang mereka jalani, belum lama ini keputusan kebijakan tarif Presiden Donald Trump cukup berpotensi merugikan perusahaan sekitar USD 900 juta (sekitar Rp 14,8 triliun).
Hal ini disinyalir sebagai akibat pengambilan kebijakan dalam produksi perangkat. Sebelumnya, Apple telah memindahkan pabrik produksi dari China ke India, memicu penerapan tarif yang diberlakukan oleh Donald Trump.
Sayangnya, penerapan tarif ini dapat lebih diperkeruh apabila Trump sepakat untuk menerapkan ancamannya pada Apple dengan kenaikan tarif 25 persen jika perusahaan masih bersikukuh tidak mau membawa produksi ke dalam negeri sendiri.