Liputan6.com, Jakarta PSM Makassar menjadi salah satu klub yang masuk dalam daftar sanksi larangan transfer dari FIFA. Hal ini terungkap dalam pembaruan terbaru situs resmi otoritas sepak bola dunia tersebut pada Rabu (6/8) pagi WIB.
Klub berjuluk Juku Eja itu kini berada dalam situasi pelik jelang bergulirnya musim baru BRI Super League 2025/2026. Mereka terancam tak bisa mendaftarkan pemain baru jika sanksi belum dicabut oleh FIFA.
Sanksi yang dijatuhkan FIFA bukan tanpa sebab. Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, menyebut bahwa PSM masih terlibat dalam sengketa dengan mantan pemain mereka, Wiljan Pluim. Kasus ini belum menemui titik sepakat.
Wiljan Pluim bukan sosok sembarangan bagi PSM Makassar. Gelandang asal Belanda itu merupakan ikon klub selama lebih dari enam tahun. Ia menjadi bagian penting dalam perjalanan tim saat meraih trofi Piala Indonesia 2019 dan Liga 1 musim 2022/2023.
Sengketa dengan Pluim Jadi Akar Masalah
Ferry Paulus menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan final antara PSM Makassar dan Wiljan Pluim. Proses penyelesaian administrasi dan dokumen perpindahan yang belum tuntas membuat FIFA belum bisa mencabut sanksi transfer terhadap klub asal Sulawesi Selatan tersebut.
"Kalau PSM memang masih belum istilahnya sepakat, itu lebih tepatnya sengketa kepada Wiljam Pluim ada perpindahan transfer yang masih belum clear." kata Ferry.
"Hari ini, mereka juga melakukan asistensi dan mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan juga akan selesai. Terus untuk klub-klub yang nantinya masih belum selesai pencabutan clearance dari FIFA, tentunya kalau per hari ini berarti dua klub ini tidak dapat mendaftarkan pemain baru," sambungnya.
PSM Harus Segera Bertindak Sebelum Tenggat
Ferry Paulus menegaskan bahwa klub-klub yang saat ini masih terkena sanksi memiliki tenggat waktu untuk menyelesaikan masalah mereka hingga akhir Agustus. Jika tak kunjung beres, maka mereka hanya diperbolehkan memainkan pemain-pemain yang sudah terdaftar sebelumnya.
"Pendaftaran pemain itu kan sampai tanggal kalau tidak salah sampai tanggal 29 Agustus. Dari masa-masa itu yang harus diselesaikan oleh klub-klub ini, artinya kalau misalnya nanti katakanlah sampai tanggal 8 itu lengkap, ya sudah bisa jalan." ujar Ferry.
"Kalau enggak, ya sesuai dengan pemain yang ada, nah itu regulasi yang ada. Kalau misalnya yang sudah mendapatkan clearance 5-6 pemain, maka hanya itu. Kita pokoknya patuh dan tunduk sama keputusan yang disampaikan oleh FIFA," sambungnya.