Liputan6.com, Jakarta - Reputasi Taiwan sebagai negara maju di bidang ilmu kedokteran dan bioteknologi menjadikannya tujuan strategis bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studi.
Didukung oleh lembaga pendidikan dan pemerintah, Taiwan semakin kuat posisinya sebagai mitra akademik, khususnya di bidang kesehatan.
Momentum ini diperkuat melalui ajang Taiwan Higher Education Fair Indonesia (THEFI) 2025 yang akan digelar di lima kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, dan Medan sepanjang Agustus 2025.
Tahun ini, sebanyak 66 perguruan tinggi asal Taiwan berpartisipasi dalam pameran tersebut. Mereka mengirimkan lebih dari 100 delegasi yang terdiri dari rektor, dosen, dan perwakilan departemen internasional.
Menurut data THEFI tahun ajaran 2024, sebagian besar universitas yang berpartisipasi memiliki fakultas unggulan di bidang kedokteran, keperawatan, farmasi, bioteknologi, hingga ilmu gizi.
Jumlah pelajar Indonesia yang menempuh studi di Taiwan juga terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap kualitas pendidikan Taiwan, terutama dalam sektor kesehatan.
Biaya pendidikan dan biaya hidup yang relatif terjangkau, ditambah dengan lingkungan belajar yang kondusif, menjadikan Taiwan pilihan ideal bagi calon mahasiswa dari Indonesia.
Fakultas Kesehatan di Taiwan Jadi Daya Tarik Utama
Universitas-universitas di Taiwan dikenal memiliki jurusan dan fakultas kesehatan dengan standar tinggi. Ini menunjukkan keseriusan Taiwan dalam memposisikan diri sebagai pusat pendidikan kesehatan di Asia.
Ketua Pelaksana THEFI 2025, Sudjadi Mulia, menyebutkan bahwa sejumlah universitas memiliki Medical and Health Group yang menaungi berbagai program unggulan seperti Department of Medicine, Medical Biotechnology, dan Laboratory Medicine.
Ada juga Bioresources Group yang mencakup jurusan Food Science dan Food and Applied Biotechnology.
"Peminat jurusan kedokteran memang cukup banyak," ujar Wakil Ketua Ikatan Citra Alumni Taiwan se-Indonesia (ICATI), Thomas Thajeb.
Menurutnya, peningkatan minat pelajar Indonesia terhadap bidang kesehatan tak lepas dari reputasi akademik Taiwan yang telah diakui secara global.
ICATI sendiri saat ini memiliki lebih dari 10.000 anggota aktif. Organisasi ini juga aktif memfasilitasi beasiswa dan dukungan lainnya bagi pelajar Indonesia.
Kesempatan Beasiswa dan Magang
Salah satu daya tarik utama pendidikan tinggi di Taiwan adalah ketersediaan beasiswa dan peluang magang yang luas.
Bagi pelajar Indonesia yang ingin menempuh pendidikan di bidang kedokteran, keperawatan, atau riset biomedis, tersedia berbagai skema beasiswa dari pemerintah maupun institusi perguruan tinggi.
"ICATI memberikan 23 beasiswa untuk pelajar berprestasi maupun dari keluarga kurang mampu. Kami bekerja sama langsung dengan universitas penyedia beasiswa sampai lulus. Syaratnya pun lebih ringan karena hasil negosiasi ICATI," kata Thomas.
Beasiswa yang ditawarkan terbagi dalam dua kategori utama, berdasarkan prestasi akademik dan latar belakang ekonomi. Selain itu, ICATI juga menggalang dana dari para alumni untuk memperluas jangkauan program ini.
Kesempatan magang di Taiwan juga menjadi nilai tambah tersendiri. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pendidikan teoritis, tetapi juga pengalaman praktik langsung di institusi kesehatan atau laboratorium modern. Ini memperkuat kompetensi profesional mereka di dunia kerja setelah lulus.
Guru dan Dosen Kesehatan Juga Bisa Ikut Berpartisipasi
Tidak hanya pelajar, guru dan dosen asal Indonesia pun bisa mengambil manfaat dari kerja sama ini.
Program lanjutan untuk jenjang magister dan doktoral tersedia bagi tenaga pendidik yang ingin mengembangkan ilmu sekaligus menambah pengalaman mengajar dan riset di tingkat internasional.
Kolaborasi antara universitas Indonesia dan Taiwan juga terus dibuka lebar. Melalui THEFI 2025 dan ICATI, peluang kerja sama konkret di bidang pendidikan kian diperkuat.
"Menurut QS World Ranking, dari 200 universitas terbaik dunia, tiga di antaranya berasal dari Taiwan: National Taiwan University (peringkat 63), Universitas Tsinghua (peringkat 176), dan Universitas Yang Ming Chiao Tung (peringkat 199)," kata Direktur Taipei Economic and Trade Office in Indonesia, Grace Ou.
Lebih lanjut Grace mengatakan bahwa pelajar Indonesia itu luar biasa rajin dan nilai akademiknya bagus selama studi di Taiwan.
"Tahun ini, ada 37 penerima beasiswa Taiwan dan 45 penerima beasiswa Bahasa Mandarin. Kami berharap lebih banyak pelajar Indonesia yang bisa bergabung," pungkasnya.