Jakarta (ANTARA) - Penyakit ginjal bisa menyerang siapa saja dan sering kali berkembang tanpa disadari hingga memasuki tahap yang serius. Padahal, menjaga kesehatan ginjal sangat penting karena organ ini berperan vital dalam menyaring racun, mengatur tekanan darah, hingga menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Sayangnya, ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan ginjal, mulai dari gaya hidup, penyakit bawaan, hingga faktor genetik.
Mengetahui penyebab sekaligus memahami bagaimana penyakit ginjal didiagnosis dapat membantu deteksi dini dan mencegah komplikasi yang lebih parah di kemudian hari.
Berikut ini adalah berbagai faktor penyebab dan cara diagnosis penyakit ginjal yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Waspadai! Ini kebiasaan sehari-hari yang membahayakan kesehatan ginjal
Faktor penyebab penyakit ginjal
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit ginjal. Penyebabnya pun bisa berbeda-beda tergantung pada jenis gangguan ginjal yang dialami.
Namun demikian, ada sejumlah kondisi yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang lebih rentan mengalami masalah pada ginjal. Beberapa di antaranya meliputi:
• Berat badan berlebih atau mengalami obesitas
• Memiliki struktur ginjal yang tidak normal sejak lahir
• Kurang minum air putih, sehingga tubuh rentan mengalami dehidrasi
• Sering mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal berulang
• Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi garam atau gula
• Daya tahan tubuh yang lemah atau menderita penyakit auto-imun
• Berusia lanjut atau lansia
• Mengidap penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan jantung, atau penyakit hati
• Memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
Mengenali faktor-faktor risiko ini penting agar kita bisa mengambil langkah pencegahan lebih dini dan menjaga fungsi ginjal tetap sehat sepanjang usia.
Baca juga: Kenali tanda-tanda penyakit ginjal sejak dini untuk pencegahan
Cara mendiagnosis penyakit ginjal
Untuk menegakkan diagnosis penyakit ginjal, dokter biasanya akan memulai dengan melakukan wawancara medis mengenai gejala yang dirasakan pasien, riwayat kesehatan pribadi, serta adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan, seperti menekan atau mengetuk bagian pinggang guna mengetahui adanya nyeri, mengecek pembengkakan di kaki, serta mencari tanda-tanda infeksi.
Agar diagnosis lebih akurat, dokter juga akan menyarankan pemeriksaan lanjutan, di antaranya:
• Tes darah, guna mengevaluasi fungsi ginjal dengan melihat kadar kreatinin, ureum, elektrolit, dan jumlah sel darah
• USG ginjal, untuk memantau kondisi dan bentuk ginjal serta mendeteksi adanya kista, pembengkakan, atau tumor
• Pemeriksaan urine, untuk mengetahui apakah terdapat protein (albumin), darah, atau bakteri dalam urine
• Biopsi ginjal, yaitu pengambilan sampel jaringan ginjal guna mengetahui adanya kerusakan atau perubahan sel pada organ tersebut
Mendeteksi gangguan ginjal sejak dini sangat penting agar penanganan bisa segera dilakukan dan mencegah kondisi berkembang menjadi gagal ginjal. Bagi penderita diabetes maupun mereka yang memiliki risiko tinggi, disarankan untuk menjalani pemeriksaan ginjal secara berkala setiap tahun.
Baca juga: Waspadai penyakit ginjal: Ini penjelasan dan jenis-jenisnya
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.